Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyenyapkan Praktik Manajemen Premanisme

28 Februari 2023   11:51 Diperbarui: 1 Maret 2023   12:28 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika orang/individu seperti itu masuk ke bidang tertentu yang formal, betapa ia akan menjadi "hantu dan momok" pada mereka yang dipimpinnya. Ia bagai kucing rumahan pada mulanya yang bersuara halus, tetapi lantang dan jelas makna agar mudah dalam praktiknya. Secara perlahan ia menggeser perilaku dan gaya bicara dan memunculkan orisinalitas dirinya. Lingkungan dimana ia menjadi pemimpin bertekuk lutut, melaksanakan tugas tanpa saringan norma, etik, dan nilai kehidupan.

Mengapa hal-hal yang demikian terjadi di sekitar kehidupan kita? 

Kaum preman telah naik kelas menjadi oligarki. Individu tertentu telah berhasil menduduki posisi penting di dalam penyelenggaraan negara. Kata diucapkan, akta tertulist tak terlihat pun sudah mesti dilaksanakan. Pelaksanaannya tidak menunggu petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan. Semua apa yang diucapkan tanpa terjemahan dan kajian untuk memberi makna pada perwujudannya. Kebingungan terjadi, tetapi wajib untuk dilaksanakan, dengan kewajiban ikutan yakni menginformasikan kembali berupa laporan lisan saja pun asal menyenangkan pemimpinnya.

Kira-kira demikian individu tertentu yang duduk dalam ranah penyelenggaraan negara sedang mensenyapkan praktik manajemen premanisme.  

  


Penutup

Tulisan ini berangkat dari minat baca. Ketika menggunakan kata kunci (keywords) tertentu pada mesin pencari (search engine) kita dapat menemukan banyak tulisan menarik di dalamnya. Salah satu mesin pencari yang paling banyak diminati yakni google. Dalam masa senggang, iseng-iseng, kata kunci preman, premanisme bolehlah ditempatkan padanya. Ia akan menyodorkan beragam artikel,tinggallah membaca dan memberi persepsi dan opini. Opini ini pun lahir dari situasi yang demikian.

Kini, masyarakat mesti peka, jeli dan cermat dengan seluruh indra yang ada pada tiap individu agar dapat mengetahui dan mengenali individu tertentu yang terlihat mapan hidupnya, kaya, disegani, dan dihormati. Individu tertentu seperti itu sering pula menjadi malaikat penyelamat, memiliki solidaritas yang bagus, menempatkan diri sebagai orang yang penuh perhatian, dan lain-lain. Ia mempunyai kaki-tangan yang bermulut manis. Waspadalah.

Individu tertentu yang demikian kelak akan ditulis namanya dengan tinta hitam-putih sebagaimana kata Ir. Soekarno, Presiden pertama NKRI. Namanya akan dikenang dalam ziarah hidup manusia. Lihatlah Johny Indo, Anthon Medan, Hercules, Sahara Oloan Panggabean, Kusni Kasdut, Slamet Gundul, Johny Sembiring, dan lain-lain.

Tentulah setiap orang berharap namanya dicatat dengan kesan bernilai minimal pada lingkungan keluarganya. Bila ia telah memberikan jasanya pada suatu komunitas, apalagi kepada daerah, bangsa dan negara, bukankah namanya akan dikenang dalam varian sebutannya?

Sumber: satu, dua, tiga, empat, lima

Umi NIi Baki-Koro'oto, 28 Februari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun