Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengadilan

15 Februari 2023   12:13 Diperbarui: 15 Februari 2023   12:15 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemulung Aksara duduk di ruang pungut aksara mendengar jargon menggema melintasi bentangan cakrawala: pengadilan, pengadilan, pengadilan, berbekal bayang pisau bedah mencincang halus perkara dan palu pemutus benang imajinasi kaum berperkara 

Pengadilan mengadili para terdakwa, pengadilan menghadirkan penegak hukum, pengadilan meminta keterangan saksi, pengadilan mendengarkan tuntutan dan pembelaan, pengadilan menatakelola emosi dan rasa keadilan publik

Pengadilan dapat bagai panggung sinetron berkelas, dapat bagai drama dramatis mendera hanyut rasa, air mata menggenang, emosi jiwa merebak dalam rongga tertahan hingga mencapai titik kulminasi, vonis pengadilan yang seadil-adilnya


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Koalisi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun