Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Vonis Mati

13 Februari 2023   18:32 Diperbarui: 13 Februari 2023   18:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemulung Aksara duduk di ruang pungut aksara melototbelalak mata melebarbukakan daun telinga mendengar frasa vonis mati, sedih, pedih, luluh hancur hati

Vonis mati demi keadilan sosial, vonis mati untuk kesejajaran rasa, vonis mati menuju keademan kaum, vonis mati menenangkan warganet, vonis mati meluaskan sesak dada

Vonis mati merisaukan segelintir, vonis mati menundukkan kepala, vonis mati menangis pun tak berurai air mata, vonis mati mengantar penyesalan

Umi Nii Baki-Koro'oto, 13 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kutukan

Baca juga: Sedang Sidang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun