Gong (a'sene;Â atau 'sene ~ Uab Meto')Â merupakan alat musik yang dikenal publik di Timor dan pulau-pulau sekitarnya. Ketika gong ditabuh, rasanya gerak tari harus segera naik pentas.
Ini terjadi karena musik yang dimainkan para penabuh gong bagai menghentak rasa di dada, darah mendesir hingga menghangatkan raga untuk segera menari, berjingkrak, bersuara (teriak) dalam nada indah yang mengundang reaksi penontonnya.
Faktor penentu yang menggerakkan rasa untuk menari datang dari penabuh gong yang menata nada/irama secara harmoni.
Pada pengguna alat musik tradisional ini di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, cara memainkannya saling berbeda. Penulis tidak masuk untuk mengulas lebih dalam di sana karena keterbatasan informasi.Â
Penulis mengurai secara gamblang saja pada kalangan masyarakat Pah Amarasi yang mengenal gong, tetapi mulai berkurang pemanfaatannya. Pemanfaatan alat musik modern makin kuat di tengah masayarakat, sehingga gong dianggap kuno, ketinggalan zaman, disimpan atau ada pula yang membuang.
Masyarakat Pah Amarasi mengenal gong sebanyak 9 unit dengan nama: ana' (2 unit), otes (2 unit), kbora' (2 unit), dan ainaf (3 unit).
- ana' dimainkan dengan nada do dan la
- otes dimainkan dengan nada sol dan mi
- kbora' dimainkan dengan nada do dan mi
- ainaf dimainkan dengan nada la, mi dan sol
Di samping a'sene alat musik pelengkap disebut a'tufu, atau 'tufu. Alat musik jenis perkusi dimainkan dengan ditabuh menggunakan dua batang kayu pendek berukuran 30-35 cm. Biasanya para penabuh akan mengupayakan sendiri jenis alat penabuh berupa batang kayu; ketika berlatih menggunakan batang kayu yang ringan-ringan saja, sementara ketika tampil menggunakan batang kayu yang bila menabuh gong akan menghasilkan bunyi yang indah dan harmoni antar unit.
Umumnya gong, tambur dan tari pada zaman ini dipakai untuk menyambut tamu. Hal ini untuk menggambarkan kegembiraan masyarakat karena mendapatkan kehormatan ketika dikunjungi oleh para pejabat dan pesohor yang memberi dampak baik pada masyarakat pedesaan.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 13 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H