Pada waktu yang lain, ia merasa lelah memanggul bumi. Ia rindu memindahkan dari bahu yang menggoyang-goyang bola bumi agar bahunya merasakan keringanan. Pada saat itu, goyangannya kencang. Lalu berteriaklah penghuni bumi, "Pah ii matua'! Pah ii matua'!"Â Teriakan disertai menabuh apa saja barang yang dapat menghasilkan bunyi. Sang leluhur akan diam dan tersenyum.Â
Ketika dua hal ini dilakukan oleh Sang Leluhur Pemanggul Bumi, dan diresponi oleh Penghuni Bumi, di sanalah terjadi gempa yang menggemparkan.
Akh... rasanya mitos ini mirip dengan mitologi Yunani tentang Titan Atlas yang dihukum untuk memikul bumi.
Dapatkah hal ini diterima secara akal sehat?Â
Tentu saja tidak, tetapi hal ini menjadi pengetahuan dan kearifan lokal agar orang sadar bahwa ada satu kuasa yang  berada di luar kekuasaan dan kekuatan manusia. Kuasa itu yakni Sang Khalik Ilahi yang mengkreasikan secara luar biasa bumi dan alam semesta. Kepada-Nya-lah segala makhluk memuja, termasuk ketika gempa menggoncang dan menelan korban.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 10 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H