Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Oknum Guru Tanpa Etika Berbicara

26 Januari 2023   12:00 Diperbarui: 26 Januari 2023   12:12 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu kegiatan sosialisasi berlangsung di Aula Serbaguna Gereja Elim Naibonat (26/1/23). Kegiatan ini menghadirkan pejabat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang, dan NGO Save the Children. Kegiatan ini dikemas dalam panel diskusi, maka sifatnya ilmiah. Pesertanya sebanyak 257 kepala sekolah dasar se-Kabupaten Kupang sesuai undangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Nomor: 800/0186/PK/I/2023.

Pada kesempatan pertama penyampaian materi oleh dr. Imelda Sudarmaji, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, ia memulai dengan pendekatan apersepsi. Ia bertanya untuk mendapatkan tanggapan audiens. Pertanyaan ini ditanggapi oleh dua orang peserta sosialisasi. Entah harus menyebutkannya sebagai menarik atau kurang terhormat dan kurang etika hingga memalukan. Seorang penanggap memilih diksi berbahasa Melayu Kupang yang jorok. Penulis tidak berniat menempatkan diksi yang dipilih dan dipakai pada artikel ini. Rasanya tidak beretika berbicara dalam forum yang sifatnya ilmiah, dan memalukan profesi guru.

Ketika materi pertama berakhir, seorang peserta tanpa izin moderator langsung mengajukan pertanyaan. Ketika ia disapa secara amat ramah oleh pemateri, ia justru menyatakan kekecewaannya. Moderator pun mengingatkan bahwa, ada waktunya untuk bertanya. Pemateri pun kembali kepada Moderator. Moderator menyampaikan bahwa metode yang dipakai saat sosialisasi ini yakni, panel diskusi.

Panel diskusi pun kurang diterima baik oleh oknum peserta tertentu; lalu mengusulkan untuk melanjutkan dengan tanya-jawab untuk materi pertama. Sesudah istirahat lanjutkan dengan materi kedua.

Satu hal yang entah disebut menarik atau entah mungkin kurang elok atau hal lainnya, panitia sudah menata time schedule acara ini. Para Kepala Sekolah diundang untuk mengikutinya, bukan mengusulkan teknik berdiskusi dan lain-lain yang sifatnya internal panitia penyelenggara, apalagi menggunakan disksi yang jorok tanpa etika yang mencoreng karakter kaum yang panutan.

Semoga pada waktu yang lain, para oknum Kepala Sekolah yang berbicara hari ini dengan pilihan diksi jorok mau menggunakan diksi yang lebih terhormat sebagai guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun