Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Drama dan Tragedi Kisah Dukacita

2 Januari 2023   11:03 Diperbarui: 2 Januari 2023   11:05 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2022 telah berlalu dengan segala dinamika kisah di dalamnya. Kaledoskop telah mengurai berbagai hal dengan amat apik menarik yang menggetarkan rasa. Pengurainya demikian rapih menyusun sehingga pembaca dan pemirsa bagai tak dapat memicingkan mata dan meneduhkan emosi agar dapat mencermati item-item kaledoskop itu.

Di tempat kami beberapa kisah duka kami rekam dari pertemuan-pertemuan di rumah-rumah duka. Berikut beberapa di antaranya yang sempat menjadi "trending topic" pada kami 

Dua puluh empat Desember 2022, lonceng gereja menggema pada hari siang. Warga desa bingung, hari masih siang namun lonceng gereja telah ditabuh, namun warga segera sadar bahwa bunyi itu menandakan adanya kematian. Siapakah yang telah meninggal dunia di saat suasana sukacita menyambut natal?

Seorang ibu telah meninggal dunia. Dramatis pula karena rumah duka bertetangga langsung dengan gedung gereja, tempat bersekutunya umat Tuhan dalam perayaan/ibadah natal. Simpati dan empati mesti dihadirkan di tengah suasana perayaan natal dan dukacita. Jenazah ini dikebumikan sehari sesudah perayaan natal berlangsung.

Tak berapa lama, datang pula kabar dukacita dari kampung tetangga. Pada hari-hari menjelang akhir tahun seorang kakek meminta agar menantunya mencukur rambut ubanannya yang telah memanjang. Sang kakek yang telah berumur di atas 90-an tahun ini meminta dengan sangat, namun tak sempat pula menantunya mewujudkan keingingannya. Walau demikian, sang kakek tak kecewa. Ia masih sempat meminta semua anak-anak dan menantu serta para cucu untuk berkumpul pada malam terakhir tahun 2022. Sungguh suatu pengalaman dramatis. Anak-anak sebanyai 9 0rang masih dalam perjalanan pulang bersama suami atau isteri dan anak-anak mereka.

Kakek 90-an tahun ini meminta anak dan menantu terdekat mendekat ke rumahnya. Di sana, ia masih berbicara dengan menantu perempuannya. "Letakkan tanganmu di sini, nak!" Sang menantu meletakkan tangan di dada mertuanya. Pada saat itulah, tarikan nafas terakhir berlalu. Sekujur tubuh sang kakek dingin. Tangis pun merebak. 

Gembala sidang yang mendengar kabar ini, kemudian mengubah tata ibadah. Ia telah menyiapkan tata ibadah akhir tahun dengan menyisipkan satu bagian untuk sang kakek dapat mengurai kisah kehidupan yang berkesan pada umat dalam komunitas mereka. Sungguh tak dapat diduga.

Lonceng gereja biasanya ditabuh oleh seseorang yang bertugas untuk itu. Nama fungsi itu yakni koster. Koster mendapat fungsi yang amat sederhana di antaranya menabuh lonceng gereja pertanda ibadah akan dimulai beberapa saat lagi. Sering pula ia harus menabuh lonceng gereja pertanda kematian. Bagaimana jika yang meninggal anaknya Sang Koster?

Seorang pemuda belasan tahun yang masih duduk di bangku SMA, meninggal dunia di tempat perawatan Rumah Sakit. Anak dari seorang Koster. Sang Koster sesungguhnya merindukan untuk menabuh lonceng gereja dalam rangka ibadah/misa perayaan natal, tetapi, ia terpaksa tak dapat melakukan tugasnya karena harus menunggui anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Ternyata, kesembuhan berbeda yang didapatinya. Ia membawa pulang jenazah anaknya ke rumah. Lonceng gereja tak sempat ditabuh untuk kedukaan ini, semua warga desa bergegas berkumpul menyambut datangnya rombongan yang membawa jenazah dari anak Sang Koster.

Nun jauh dekat perbatasan wilayah enclave Timor Leste. Seorang guru yang mendapat tugas sebagai Kepala Sekolah tak dapat merayakan natal bersama isteri terkasih. Amfoang bagai terisolir setelah nyaris semua jembatan putus ke arah utara Kabupaten Kupang. Sang guru harus merelakan isteri tercinta pergi untuk selamanya di bawah siraman hujan dan badai yang tak berhenti. Tugasnya di akhir tahun sebagai kepala sekolah mendebarkan, tapi siapa menduga sang isteri pergi untuk selamanya?

Tragis. Kematian yang satu ini sungguh tragis. Seorang bapak mempunya 2 orang anak. Dikabarkan bahwa isterinya sedang menjalani masa kontrak sebagai tenaga kerja di luar negeri. Kabarnya sang isteri sudah lebih dari 8 tahun berada di luar sana. Entah terlintas pikir buruk, sang bapak ditemukan tewas dengan tali di lehernya. Mungkinkah ia menggantung diri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun