Puisi ini ditulis atas permintaan dalam misa syukur Natal, 26 Desember 2022. Gembala sidang meminta agar puisi pengganti dalam tata ibadah sesuai konteks dan lokus sehingga pemaknaannya terasa tepat realita, bukan asumsi imajinatif.Â
Permintaan yang mepet waktu, tetapi saya upayakan berhubung misa syukur natal suatu ruang reliji yang tidak akan saya lewatkan. Maka, ketika fajar tiba, saya menuangkan inspirasi sebagaimana permintaan itu, dan menyiapkan diri membacanya di hadapan umat Tuhan di jemaat lokal Koro'oto.
Hari berlalu,
jam dindung terus berdenting
narasi alur kehidupan terus dirajut
sementara irama dinamis manis-panit berlangsung
siapakah yang dapat berbalik pulang pada titik waktu kemarin?
Kenangan
kenangan ada di pelupuk
merefleksi pada perubahan iklim
hujan yang datang lebih awal dari biasanya
ladang yang tak sempat siap ditanami varian palawija
ilalang dan gulma telah bersama menari riang menghias ladang
selingan panas membakar kulit bumi mengelupas kulit ari kaum peladang
pada rengkuhan air hujan bercelah rinai terik surya berkelindang sesering senandungTernak-ternak
kawanan ternak meneriaki rerumputan
populasi hewan memanggil dan memanggul dedaunan pakannya
saat itu virus pembawa petaka duduk di samping mereka memberi jawaban
peternak murung memiringkan dan menundukkan kepala dalam fakta derai air mata
menghitung dalam rangkai statistik angka pertambahan meraung tangisan bilangan pengurangan
Baca juga: Bulan Bulanan Desember Tuhan
Engkau Sang Khalik
Engkau menempa dan mendidik umat-Mu
Engkau menata dinamika hari-hari berkesan pada mereka
Engkau menempatkan keadilan bergelombang dalam irama cinta kasih
Engkau memberi hikmat pada segala kaum melintasi lorong waktu dalam takaran kasih-Mu
Koro'oto, 26 Desember 2022
 Â
kawanan ternak meneriaki rerumputan
populasi hewan memanggil dan memanggul dedaunan pakannya
saat itu virus pembawa petaka duduk di samping mereka memberi jawaban
peternak murung memiringkan dan menundukkan kepala dalam fakta derai air mata
menghitung dalam rangkai statistik angka pertambahan meraung tangisan bilangan pengurangan
Engkau Sang Khalik
Engkau menempa dan mendidik umat-Mu
Engkau menata dinamika hari-hari berkesan pada mereka
Engkau menempatkan keadilan bergelombang dalam irama cinta kasih
Engkau memberi hikmat pada segala kaum melintasi lorong waktu dalam takaran kasih-Mu
 Â
Setelah membacanya untuk mengawali pembukaan tata ibadah dalam misa syukur Natal, 26 Desember 2022 ini, saya baca ulang lagi dan memberi frasa tambahan seperlunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H