Kemarin, Kamis (22/12/22) saya benar-benar tanpa ide walau di sana-sini saling bersinggungan banyak tulisan menarik sehubungan dengan hari ibu. Satu-satunya ide di kepala ini yaitu mengucapkan selamat hari ibu pada ibunya anak-anak, isteri saya. haha... .
Berhubung sedang libur sebahagian, saya tidak ke sekolah tetapi menunggu rekan guru yang akan ke rumah untuk mendengarkan hasil konsultasi dengan pihak dinas pada satu point tugas kami di akhir semester pertama ini. Sambil menunggu saya membantu tugas-tugas rumahan, menyaksikan beberapa ibu berkumpul untuk menyiapkan keperluan yang berhubungan dengan misa Natal di jemaat lokal khusus untuk kategori kaum perempuan.
Pagi ini saya terinspirasi untuk menulis tentang Misa Natal dari Kategori-kategori di dalam Jemaat Lokal Koro'oto.
Jemaat Lokal Koro'oto
Jemaat lokal Koro'oto yang dimaksudkan di sini yakni satu jemaat yang terbentuk pada zaman Indische Kerk yang berawal pada sekitar tahun 1913. Saat itu beberapa orang muda mendapat kesempatan masuk sebagai murid sekolah rakyat di pusat kefetoran. Sekolah rakyat ini dibangun untuk menyekolahkan anak-anak dari masyarakat kelas bawah. Mereka yang bersekolah di pusat kefetoran ini mendapat pelajaran baca, tulis, hitung dan pendidikan agama Kristen. Merekalah cikal-bakal jemaat lokal Koro'oto.
Pada tahun 1931, seorang di antara anak-anak Koro'oto yang bersekolah menerima Besluit dari Indische Kerk. Besluit itu isinya tertulis dalam bahasa Belanda yang menyatakan bahwa pemuda itu diutus ke dalam masyarakat untuk menjadi penginjil. Besluit tertanggal 1 Agustus 1931 itu dipakai sebagai hari lahirnya Jemaat Lokal di Koro'oto.
Pada tahun 1947, dalam dua tahun usia kemerdekaan Indonesia, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) berdiri. Jemaat-jemaat lokal yang sudah ada di berbagai tempat yang sebelumnya berada di bawah badan gereja Belanda di Batavia, bergabung ke dalam GMIT. Maka, jemaat lokal di Koro'oto pun bergabung ke sana.
Jemaat lokal Koro'oto, sekilas pintas mempunyai sejarah yang panjang untuk tetap eksis sebagai satu institusi keagamaan di pedesaan. Tulisan ini tidak hendak mengurainya secara detail, cukuplah sampai di sini, bahwa di tengah perubahan dan pergeseran berbagai hal, sebagai institusi keagamaan, eksistensinya terus hidup dalam kuantitas anggota dan kualitas pelayanan yang dinamis.
Salah satu perubahan besar yang terjadi yakni ketika jemaat lokal Koro'oto dan jemaat-jemaat di sekitarnya yang berpusat kepadanya harus digabungkan. Penggabungan ini terjadi karena faktor politik infrastruktur, dimana pemerintah Swapraja Amarasi membongkar desa-desa gaya lama dan memindahkan masyarakat ke lokasi-lokasi baru, lalu membentuk desa-desa gaya baru. Pada waktu itu berlaku slogan, satu desa satu jemaat/gereja, walau pada akhirnya pemimpin swapraja yang disebut usif secara demokratis menerima suara-suara masyarakat agar urusan keagamaan tidak dicampuradukkan dengan politik infrastruktur. Maka, tidak semua desa baru berdiri dengan pendekatan satu desa satu jemaat/gereja.
Koro'oto terdapat 2 jemaat lokal, yang disatukan dalam satu wilayah kependetaan sampai tahun 2010. Selanjutnya oleh Majelis Sinode GMIT keduanya dimekarkan (dalam istilah GMIT, didewasakan) untuk mandiri sebagai jemaat tunggal. Itulah sebabnya saya menggunakan istilah jemaat lokal Koro'oto.
Sejak tahun 1931, tidak ada pendeta yang menetap di Koro'oto untuk melayani jemaat ini. Pendeta yang menetap di Koro'oto baru ada pada tahun 1971. Berturut-turut para pendeta yang melayani di Koro'oto yakni:
- Pdt. Theofilus Ora
- Pdt. Jesmarlianus Riwu Djonaga, S.Th
- Pdt. Nivlen Marhaelnis, S.Si.Theol
- Pdt. Ivonei C. Isliko-Nalle, S.Si.Theol
- Pdt. Papy A.Ch.Zina, S.Th & Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th
Kalender Pelayanan dan Kategori di dalam Jemaat Lokal Koro'oto
Beragam program pelayanan dibuatkan dalam perencanaan melalui salah satu model sidang di Jemaat Koro'oto. Sidang itu disebut Sidang Majelis Jemaat (SMJ) sesuai tata dasar GMIT. SMJ berlangsung 1 kali dalam 1 tahun untuk mengevaluasi program tahun pelayanan berjalan dan menetapkan program tahun pelayanan berikutnya. Sesudah penetapan program, selanjutnya Majelis Jemaat Harian ditugaskan untuk membenahi program-program itu dalam satu kalender (kerja) pelayanan. Kalender itu wajib dicetak seperti kalender umum, tetapi di dalamnya terdapat jadwal-jadwal yang dapat dilihat oleh anggota jemaat. Pada jadwal-jadwal itulah terlihat kapan suatu program diwujudkan dalam pelaksanaannya di tengan jemaat pada tahun pelayanan berjalan.
Dalam kalender pelayanan itu terlihat program rutin misalnya:
- Kebaktian Utama pada hari Minggu
- Kebaktian Persiapan Perjamuan Kudus
- Kebaktian Perjamuan Kudus
- Kebaktian Persiapan Baptisan Kudus
- Kebaktian Baptisan Kudus
- Kebaktian hari-hari raya dan hari istimewa
- Ibadah di rayon-rayon pelayanan
Terlihat pula program-program pengembangan seperti:
- Perkunjungan MJH dan Ibadah terpadu di rayon
- Pergeseran/pertukaran pelayan/pemimpin ibadah di dalam rayon-rayon
- Ibadah-ibadah syukuran baik di gedung gereja maupun di rumah anggota jemaat
- Ibadah-ibadah kategorial-kategorial
- Pelayanan kasih/diakonia kepada lansia dan kaum fakir
Dari sejumlah program baik rutin, pengembangan dan lain-lainnya dimasukkan dalam Panca Pelayanan sebagaimana yang disyaratkan oleh GMIT melalui Sidang Sinode (SS), Sidang Majelis Sinode (SMS), Sidang Klasis (SK), Sidang Majelis Klasis (SMK), Sidang Jemaat (SJ) dan Sidang Majelis Jemaat (SMJ). Panca Pelayanan itu terdir dari: Koinonia, Marturia, Diakonia, Liturgia, Oikonomia.
Dalam semua program itu perwujudannya baik oleh Majelis Jemaat maupun anggota jemaat yang tergabung dalam Kategori-kategori: Pelayanan Anak dan Remaja (PAR), Pemuda, Kaum Perempuan, Kaum Bapak, dan Lanjut Usia (Lansia. Maka, ketika hari raya Natal tiba, para kategori ini masing-masing mengadakan misa natal sebagai ekspresi sukacita dan syukur.
Dalam Desember 2022 ini, misa natal untuk para kategori telah masuk dalam kalender pelayanan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Terlihat dan telah terlaksana para kategori ini melaksanakan misa natal.
- Pelayanan Anak dan Remaja (PAR) mengadakan misa natal pada tanggal 19 Desember 2022
- Pemuda GMIT Koro'oto mengadakan misa natal pada tanggal 20 Desember 2022
- Kaum Bapak GMIT Koro'oto mengadakan misa natal pada tanggal 21 Desember 2022
- Kaum Perempuan GMIT Koro'oto mengadakan misa natal pada tanggal 22 Desember 2022. Khusus kaum perempuan, pilihan tanggal 22 Desember sekaligus untuk merayakan hari ibu. Hal ini sudah menjadi kesepakatan bersama yang tak berubah dalam tahun-tahun pelayanan berjalan.
- Lansia GMIT Koro'oto (akan) mengadakan misa natal pada tanggal 30 Desember 2022. Pada saat misa natal yang khusus para lansia ini, program yang diwujudkan yakni misa natal itu sendiri, pelayanan kesehatan, dan pembagian "hadiah" akhir tahun berupa paket sembako. Sesungguhnya pembagian paket sembako diadakan dwi bulanan untuk lansia yang terpilih atas indikator tertentu, kemudian pembagian paket sembako semester pada lansia dengan indikator tertentu pula, dan pada akhirnya pada misa natal lansia, semua anggota lansia mendapat paket sembako. Dalam tahun 2022 ini sebanyak 80 paket sembako akan dibagikan kepada 80 anggota lansia.
Semua misa/kebaktian natal ini akan berpuncak pada tanggal 25 Desember 2022. Pada misa/kebaktian natal ini seluruh kategori berpadu dalam satu kebaktian bersama. Suatu pemandangan di Koro'oto sebagai salah satu jemaat lokal di pedesaan dan pedalaman pulau Timor, dimana misa/kebaktian natal seperti ini selalu akan menjadi kenangan dalam ingatan dan mulugram. Diceritakan dari waktu ke waktu, sehingga cerita tentang misa/kebaktian natal pada masa lampau pun tetap terpelihara walau tidak seutuhnya. Para lansia akan bercerita tentang apa yang mereka lakukan pada masa mereka masih anak-anak, pemuda dan akhirnya menjadi lansia, dan demikian pula ibu-ibu, para bapak dan para muda. Masing-masing kategori akan bercerita untuk kesan berkenangan pada natal tahun lampau, sekarang dan harapan nanti.
Inilah sekilas cerita tentang perayaan hari istimewa kaum Nasrani, Hari Kelahiran Yesus. Yesus yang dijunjung, dihormati, disembah dan dimuliakan sebagai Tuhan dan Penebus umat manusia. Yesus, Manusia Istimewa dan Manusia Tulen yang misi-Nya dan kisah hidup-Nya debatable oleh berbagai kalangan sampai saat ini.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 23 Desember 2022Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H