Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tahun dan Semester Pertama Sekolah Berakhir

16 Desember 2022   13:40 Diperbarui: 16 Desember 2022   13:43 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


SEMESTER PERTAMA DI SEKOLAH TEMPAT MUTASI


Pada akhir Mei 2022 sebanyak 195 Kepala Sekolah di Kabupaten Kupang dilantik. Suatu pelantikan yang menguras "emosi" ketika menjelang akhir tahun pelajaran. Para sahabat dapat membaca urai ringkas di blog ini.    Surat Penugasan dikeluarkan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Kupang terhiting 2 Juni 2022; yang selanjutnya diikuti dengan seremoni -seremoni serah-terima tugas pada unit-unit sekolah (SD, SMP) di Kabupaten Kupang, khususnya sekolah yang mendapat kepala sekolah (mutasi masuk dan keluar). 

Ketika penugasan para kepala sekolah definitif ini terjadi, pada saat yang sama banyak unit sekolah (SD, SMP) di Kabupaten Kupang yang lowong jabatan Kepala Sekolahnya. Hal ini terjadi karena dua faktor, pensiunnya kepala sekolah yang berstatus ASN, atau yang dimutasi melalui pelantikan sebagai Kepala sekolah definitif pada unit sekolah yang sejenjang di tempat lain. Maka, pada akhir Juli 2022, terbit pula keputusan bupati Kupang untuk menugaskan sejumlah guru menjadi Pelaksana Tugas (Plt) kepala sekolah.

Sebagai salah satu di antara para guru yang melaksanakan tugas kepala sekolah definitif, saya dimutasi dari SD Inpres Buraen ke SD Inpres Nekmese, masih dalam wilayah kecamatan yang sama, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Pemutasian ke SD Inpres Nekmese sama dengan mengembalikan saya ke sekolah asal mula tempat bertugas. Ini kabar baik sekaligus kabar yang membuat galau. Mengapa galau? Oleh karena menjalani tugas sebagai Kepala Sekolah di kampung sendiri,dalam lingkungan dan lingkaran komunitas keluarga tentu mesti menyiapkan diri secara psikologis untuk berhadapan dengan segala kemungkinan sorotan dari masyarakat.

Serah-terima tugas dilaksanakan di tempat baru, SD Inpres Nekmese demikian pula di SD Inpres Buraen. Saya menulis catatan bahwa serah-terima menjadi urgen karena:

  • Kepentingan mengadministrasikan dokumen kelulusan yakni pembuatan surat keterangan hasil ujian (SKHU);
  • Kepentingan mengurus penandatanganan dan pengesahan Daftar Nilai Sekolah dalam rangka persiapan menulis surat tanda tamat belajar
  • Kepentingan mengurus penggantian spesimen rekening dana BOS
  • Kepentingan lainnya yakni para Pelaksana Harian (Plh) dan Pelaksana Tugas (Plt) sangat perlu untuk diperjelas dan dipertegas posisi dan status mereka.

Terlepas dari semuanya itu, saya membuat catatan ini di akhir tahun pelajaran 2021/2022 dengan tujuan:

  • Menginformasikan pencapaian kerja para guru dan kepala sekolah dalam tahun pelajaran 2021/2022
  • Menyajikan data kenaikan kelas dan kelulusan tahun pelajaran 2021/2022
  • Menyajikan data keuangan dan perbendaharaan/inventaris

Pada akhir catatan yang saya buat dan tinggalkan di SD Inpres Buraen, saya menulis satu bait puisi seperti ini:

Bagai kata berakhir di sini
Tiada yang baru hendak kutaruh kini
Hanya rasa hendak kutinggalkan kini
Sebab tiada ragi perembes baki bertepi
Selamat tinggal Suit,
Izinkan aku mencium keningmu, agar aromanya kubawa pergi.

Dari Suit-Buraen saya ke Nekmese. Di SD Inpres Nekmese, saya mendapati guru dan siswa merupakan keluarga sendiri. Para siswa akan labil dan bingung menyapa oleh karena posisi kekerabatan lebih lekat-merekat dibandingkan posisi hubungan dalam profesi/tugas edukasi. Suatu hal berbeda ketika masih bertugas sebagai guru kelas, dibandingkan menjalani tugas sebagai kepala sekolah. Anak-anak di dalam kampung sendiri, termasuk oknum guru yang dalam hubungan kekerabatan sangat lekat-melekat kelimpungan dalam hal sapa-menyapa.

Demikian situasi awal di sekolah yang mesti mulai dibenahi dari aspek komunikasi antara guru (Guru Kelas, Guru MP) dengan kepala sekolah; siswa-siswi dengan Kepala Sekolah. Hal ini tiada butuh waktu yang lama. Beberapa kali apel para siswa dan guru segera dapat menyesuaikan dan membedakan mana hubungan formal di sekolah, dan mana hubungan informal di luar sekolah, walau terasa tidak nyaman pada dua situasi itu karena sangat sering terjadi kekeliruan dalam gaya komunikasi.

Hal pertama yang perlu ditata telah dilewati, selanjutnya rutinitas tugas sebagai guru dan kepala sekolah mulai dijalankan. Apel pagi, kontrol kelas, kontrol kesiapan guru mengajar, kontrol kehadiran siswa, dan lain-lain yang sifatnya rutin. Rutinitas yang tak kalah pentingnya yakni segala dimensi administrasi sekolah yang perlu dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah.

Dalam waktu reguler pembelajaran di sekolah, potensi-potensi sumber daya yang tersedia di sekolah dimaksimalkan pemanfaatannya, terlebih ketika siswa kelas 5 mesti berhadapa dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Nihil. Para siswa tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan pada produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK/IT). Hal ini bukan sesuatu yang harus menjadi penghalang-rintang dalam pelaksanaan ANBK. Proses mesti berlangsung dengan pendekatan meminjam atau lebih tepatnya menumpang pada unit sekolah yang memiliki perlengkap TIK/IT. Mereka melewati satu tahapan yakni simulasi.

ANBK berlangsung secara baik, walau hasilnya mesti dilihaat pada raport mutu melalui platform yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Permasalahan muncul di sini, kepala sekolah definitif dimutasi, akun belajarnya menyandang admin, sehingga tetap yang muncul sekolah asal.

Masalah akun belajar pada platform Merdeka Mengajar sebagai admin pun tak segera selesai. Fasilitator Kabupaten yang membawahi tiga kabupaten pun kebingungan. Begitu banyaknya para kepala sekolah yang mendapatkan akun belajar sebagai admin, ketika mengakses rapor mutu pendidikan, justru yang tampil dari sekolah sebelumnya, bukan pada sekolah dimana ia dimutasi.

Kegiatan 17-an dalam rangka Dirgahayu Proklamasi NKRI ke-77 dilaksanakan. Guru dan siswa larut dalam perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77; upacara dipusatkan di salah satu desa yang ditunjuk oleh Pemerintah Kecamatan Amarasi Selatan. Guru-guru yang menghadirinya. Siswa dan guru telah merayakannya sehari sebelumnya di sekolah.

Penilaian Tengah Semester dilangsungkan pada awal Oktober 2022. Semua kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya rutin terus dilangsungkan. Sementara itu, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kupang menghidupkan kembali Lomba Paduan Suara Pelajar Kabupaten Kupang. Lomba ini "mati suri" ketika pandemi covid-19. Civitas akademika SD Inpres Nekmese memutuskan untuk mengikuti lomba ini, yang akan dipadukan dengan eduwisata. Kabarnya dapat dibaca di sini

SD Inpres Nekmese kedatangan tamu (di sini) seorang Antroplog sekaligus Konsultan Pendidikan dari Australian National University. Diskusi kami bangun untuk penyiapan materi ajar berbasis bahasa daerah. Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi-diskusi sebelumnya di tempat lain (di Kota Kupang dan beberapa workshop). Diskusi yang demikian ini untuk terus menghangatkan kegiatan ini agar mendapatkan produk tertulis berbahasa daerah. Produk tertulis inilah yang akan dipergunakan untuk pembelajaran berbasis bahasa daerah. Sasaran program ini kepada anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang akan berlanjut ke Sekolah Dasar.

foto, dokpri, Roni Bani
foto, dokpri, Roni Bani

Sementara itu rapat-rapat berkala sebagai kepala sekolah tidak abai. Hal ini dilaksanakan untuk mewujudkan sinergi tugas para kepala sekolah dasar dalam satu wilayah kecamatan. Dalam rapat yang dipimpin oleh pengawas pembina, di sana ada arahan dan tuntutan (tagihan) tugas yang mesti diwujudkan dan diserahkan oleh kepala sekolah kepada pengawas pembina (di sini).

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor justru menjadi "ujung tombak" kontrol proses dan kegiatan guru di ruang-ruang kelas (tertutup dan terbuka). Oleh karena itu, di tengah kesibukan para guru dalam persiapan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-77, supervisi yang disasarkan pada komponen-komponen administrasi dilangsungkan, sekaligus mengingatkan para guru tentang tugas mereka dalam rangka Penilaian Akhir Semester. 

HGN/HUT PGRI ke-77 berlangsung dengan segala keterbatasan pada Pengurus dan anggota PGRI Ranting desa Nekmese yang terdiri dari guru-guru yang bertugas pada 3 unit SD dan 2 unit SMP. Semuanya bersemangat melaksanakan hari penting ini dengan tidak mengabaikan kehikmatannya. Dampaknya besar pada masyarakat desa ketika dihadiri oleh Kepala Desa dan pemuka agama.

Tugas-tugas edukasi pada akhir semester pertama tahun pelajaran 2022/2023 hampir selesai. Ketika penyelenggaraan Penilaian Akhir Semester berlangsung, yang tidak boleh diabaikan yakni analisis dan segala bentuk administrasi hingga penyiapan laporannya. Kepala sekolah sebagai manager menata waktu untuk rapat dengan memperhatikan kalender akademik yang telah dibuatkan sebelumnya. Kebijakan untuk tidak tepat pada tanggal yang ditentukan, disepakati agar esensi rapat bukan pada tanggal yang ditentukan tetapi pada materi dan kualitas hasil rapat yang sesedehana apa pun itu, tetapi dapat segera diwujudkan.

Pembagian laporan hasil belajar (akan) segera dilaksanakan, sehingga para guru dan siswa akan menikamti liburan akhir tahun dengan sukacita. Padahal, para guru dalam status apapun, masih harus bergelut dengan kesejahteraan. Maka, tuntutan administrasi yang harus dipenuhi tidak dikenankan terjadi pada masa liburan nanti. Laporan-laporan pun mesti diwujudkan pada akhir tahun ini, sebagai tugas yang tuntas.

TAHUN MASEHI 2022 (SEGERA AKAN) BERAKHIR 


Tahun Masehi 2022 (segera akan) Berakhir. Guru-guru SD Inpres Nekmese dan kalangan guru se-desa sibuk di sudutnya masing-masing. Keriuhan suara di halaman sekolah dan lapangan menjadi tanda telah berakhir tugas-tugas belajar yang "membebani" siswa selama satu semester.

Percakapan ringan para guru dan siswa tentang akhir tahun biasanya ditandai dengan perayaan Natal. Akhir tahun 2022 pun akan ada perayaan natal dan menuju tahun baru akan makin riuh di dalam kampung. Suasana kota akan dibawa ke desa oleh mereka yang pulang dari kota.

Bunga flamboyan telah gugur dan berganti bunga dengan hijau daunnya. Festival Sepe di Kota Kupang tidak terdengar gaungnya.Entahkah karena pergantian pemimpin kota? Festival Sepe suatu praktik budaya baru pada masyarakat kota Kupang. Ini satu contohnya di sini

Umat Kristen dan Katolik menyiapkan diri baik di rumah masing-masing maupun di kompleks gereja. Mulai dari menghias pohon natal yang ditempatkan di tempat strategis dengan berbagai ornamennya, maupun yang ditempatkan di dalam ruang/aula gedung/rumah gereja.  Semua itu tidak terjadi hanya di perkotaan, tetapi telah sampai ke pedesaan yang sekaligus menggeser praktik-praktik budaya lokal.

Para muda dan anak-anak sibuk dengan imajinasi yang hendak segera diwujudkan. Latihan bernyanyi, manari, drama natal, lampu dan hiasan natal, dan segala pernak-pernik natal disiapkan hingga rancangan perayaan akhir tahun sekaligus sambut tahun baru. Rasanya tiada seinci pun mereka lewatkan. Terdengar kaum muda yang hari-hari ini duduk nonton bareng sepakbola piala dunia tidak ketinggalan pula diskusi untuk perayaan hari besar keagamaan Kristen ini, natal.

Kira-kira demikian catatan pendek ini dulu. Semoga natal dan tahun baru ini memberi nuansa perubahan yang tidak sekaligus menggeser praktik budaya lokal. Bila menggeser praktik-praktik baik dalam budaya lokal, entitas suatu etnis perlahan digerus dan tergantikan dengan sesuatu budaya baru.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 16 Eesember 2022   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun