Hal pertama yang perlu ditata telah dilewati, selanjutnya rutinitas tugas sebagai guru dan kepala sekolah mulai dijalankan. Apel pagi, kontrol kelas, kontrol kesiapan guru mengajar, kontrol kehadiran siswa, dan lain-lain yang sifatnya rutin. Rutinitas yang tak kalah pentingnya yakni segala dimensi administrasi sekolah yang perlu dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah.
Dalam waktu reguler pembelajaran di sekolah, potensi-potensi sumber daya yang tersedia di sekolah dimaksimalkan pemanfaatannya, terlebih ketika siswa kelas 5 mesti berhadapa dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Nihil. Para siswa tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan pada produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK/IT). Hal ini bukan sesuatu yang harus menjadi penghalang-rintang dalam pelaksanaan ANBK. Proses mesti berlangsung dengan pendekatan meminjam atau lebih tepatnya menumpang pada unit sekolah yang memiliki perlengkap TIK/IT. Mereka melewati satu tahapan yakni simulasi.
ANBK berlangsung secara baik, walau hasilnya mesti dilihaat pada raport mutu melalui platform yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Permasalahan muncul di sini, kepala sekolah definitif dimutasi, akun belajarnya menyandang admin, sehingga tetap yang muncul sekolah asal.
Masalah akun belajar pada platform Merdeka Mengajar sebagai admin pun tak segera selesai. Fasilitator Kabupaten yang membawahi tiga kabupaten pun kebingungan. Begitu banyaknya para kepala sekolah yang mendapatkan akun belajar sebagai admin, ketika mengakses rapor mutu pendidikan, justru yang tampil dari sekolah sebelumnya, bukan pada sekolah dimana ia dimutasi.
Kegiatan 17-an dalam rangka Dirgahayu Proklamasi NKRI ke-77 dilaksanakan. Guru dan siswa larut dalam perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77; upacara dipusatkan di salah satu desa yang ditunjuk oleh Pemerintah Kecamatan Amarasi Selatan. Guru-guru yang menghadirinya. Siswa dan guru telah merayakannya sehari sebelumnya di sekolah.
Penilaian Tengah Semester dilangsungkan pada awal Oktober 2022. Semua kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya rutin terus dilangsungkan. Sementara itu, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kupang menghidupkan kembali Lomba Paduan Suara Pelajar Kabupaten Kupang. Lomba ini "mati suri" ketika pandemi covid-19. Civitas akademika SD Inpres Nekmese memutuskan untuk mengikuti lomba ini, yang akan dipadukan dengan eduwisata. Kabarnya dapat dibaca di sini
SD Inpres Nekmese kedatangan tamu (di sini) seorang Antroplog sekaligus Konsultan Pendidikan dari Australian National University. Diskusi kami bangun untuk penyiapan materi ajar berbasis bahasa daerah. Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi-diskusi sebelumnya di tempat lain (di Kota Kupang dan beberapa workshop). Diskusi yang demikian ini untuk terus menghangatkan kegiatan ini agar mendapatkan produk tertulis berbahasa daerah. Produk tertulis inilah yang akan dipergunakan untuk pembelajaran berbasis bahasa daerah. Sasaran program ini kepada anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang akan berlanjut ke Sekolah Dasar.
Sementara itu rapat-rapat berkala sebagai kepala sekolah tidak abai. Hal ini dilaksanakan untuk mewujudkan sinergi tugas para kepala sekolah dasar dalam satu wilayah kecamatan. Dalam rapat yang dipimpin oleh pengawas pembina, di sana ada arahan dan tuntutan (tagihan) tugas yang mesti diwujudkan dan diserahkan oleh kepala sekolah kepada pengawas pembina (di sini).
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor justru menjadi "ujung tombak" kontrol proses dan kegiatan guru di ruang-ruang kelas (tertutup dan terbuka). Oleh karena itu, di tengah kesibukan para guru dalam persiapan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-77, supervisi yang disasarkan pada komponen-komponen administrasi dilangsungkan, sekaligus mengingatkan para guru tentang tugas mereka dalam rangka Penilaian Akhir Semester.Â
HGN/HUT PGRI ke-77 berlangsung dengan segala keterbatasan pada Pengurus dan anggota PGRI Ranting desa Nekmese yang terdiri dari guru-guru yang bertugas pada 3 unit SD dan 2 unit SMP. Semuanya bersemangat melaksanakan hari penting ini dengan tidak mengabaikan kehikmatannya. Dampaknya besar pada masyarakat desa ketika dihadiri oleh Kepala Desa dan pemuka agama.