Congklak dikenal luas dan dimainkan anak-anak Nusantara. Dalam pengetahuan umum, congklak dimainkan di atas wadah papan yang dilubangi sebanyak 14 lubang dan ditambahkan 2 lubang di ujung-ujungnya. Isian 14 lubang dengan biji-bijian sebanyak 7 biji tiap lubangnya.Â
Permainan ini dimainkan oleh dua pemain yang saling melawan dengan menggunanakan strategi tertentu untuk mengisi lubang di ujung yang kosong pada mulanya.Â
Kita menyebut lubang di ujung sebagai lumbung, tempat mengumpulkan bijian. Semakin banyak bijian terkumpul di lumbung, diperkirakan akan menang, dan terlebih bila pihak lawan, pada sesi/babak berikutnya menutup satu atau dua lubang, maka di sana ada pertanda, strategi lawan dipatahkan.
Pengetahuan umum tentang permainan ini kiranya sebagaimana sudah saya tempatkan di muka. Mari saya ajak untuk menelisik permainan ini yang secara prinsip sama, namun berbeda dalam pembuatan wadah, isian lubang dengan bijian, dan nama dalam bahasa lokal kami.
Pertama, nama permainan ini dalam bahasa daerah kami yakni, Aka'mare'.
Kedua, wadahnya yakni permukaan tanah. Permukaan tanah diratakan, selanjutnya dibuatkan lubang yang disebut oe mataf dan oe 'nakaf
Ketiga, nama lubang isian disebut oe mataf, sedangkan nama lubang di ujung disebut oe 'nakaf.Â
Keempat, jumlah lubang sebanyak lima untuk tiap barisnya, ditambah lubang di ujung masing-masing sehingga menjadi 12 lubang.
Kelima, isian lubang oe mataf  sebanyak 5 biji. Biasanya mengisi lubang-lubang itu dengan batu.
Permainan menggunakan taktik tertentu. Pemain pertama memulai setelah suten, undi ala anak kampung.Â
Mengambil isian lubang pertama secara tepat akan menjadi peluang untuk terus mengambil bijian dan mengisi oe mataf dan terlebih oe 'nakaf sebagai lumbung sampai mengalahkan lawan.