Kau ada dalam refleksi, kau ada dalam untaian puisi, kau ada dalam nada hymne, kau dipuja-puja, kau mendengar lantang junjung dalam kata berkelas, kau terima sapa ramah nan sopan, kau diberi posisi terhormat di ruang-ruang kelas,
Sungguh-sungguhkah semua itu?
Pemulung aksara memulung aksaramu, Guru, aksara yang kau jejer bermakna, bernilai, menaikkan harkat insan, melintasi lorong pengetahuan menembus cakrawala cendekia hikmat kearifan dan kebijaksanaan,Â
Pemulung aksara duduk bersila di sini, menerawang pada masa lampau, gerah pada hari ini, entah pada hari besok ada gairah pada nuansa edukasi beraroma politik, sekularisme belum tentu humanisme, religiusitas belum jaminan damai dan bahagia
Umi Nii Baki-Koro'oto, 26bNovember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H