Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru-Guru Ini Warnai HGN dan HUT PGRI dengan Seminar

26 November 2022   13:57 Diperbarui: 26 November 2022   14:21 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Gegap gempita ucapan selamat kepada Guru di Indonesia pada tanggal 25 November 2022 rasanya hanya sehari saja. Hari berikutnya kembali ke situasi aman dan nyaman-nyaman saja. Guru dan siswa, pemangku kepentingan di sekitar lingkungan sekolah merasa hari sukacita itu cukup sehari, hari lainnya merupakan hari krida, kerja tanpa kriteria sukacita. haha...Padahal, kita tentulah mesti bekerja dalam profesi guru, komunikasi dan persentuhan dengan siswa di kelas dengan keceriahan gambaran sukacita dan bahagia di hati.

Keceriahan itu mungkin saja akan lengkap manakala para guru memahami salah satu hal dimana mereka menjadi bagian integral bila ingin terlibat di dalamnya. Apa itu? Persatuan Guru Republik Indonesia. Banyak guru sudah mendengar nama organisasi PGRI, Persatuan Guru Republik Indonesia. Mari bertanya pada mereka, apa visi, misi atau tujuan dan bagaimana menjadi anggota, apa saja kewajiban dan hak sebagai anggota, dan lain-lainnya? Apakah semua yang menyebut diri sebagai guru dapat memberikan jawaban yang sesuai Konstitusi (AD ART) Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia?

 

Seminar bersifat Sosialisasi

Rantung PGRI desa Nekmese di Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang, NTT, segera setelah terbentuk pada 19 November 2022, program yang diwujudkan pertama kali yakni mengadakan upacara Hari Guru Nasional/Hari Ulang Tahun PGRI ke-77. Upacara berlangsung sukses. Guru, siswa dan para undangan menikmati upacara ini dan menyaksikan kemeriahan permainan para guru dalam rekreasi kreatif. Para siswa dan tamu bergembira bersama para guru. 

Program kedua segera diikuti yang masih merupakan satu paket dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, Hari Ulang Tahun PGRI ke-77. Program itu yakni Seminar Sehari dengan topik,Apa dan Bagaimana PGRI. Seminar ini dipandu oleh Ketua Cabang PGRI Kecamatan Amarasi Selatan.

Seminar berlangsung pada Sabtu (26/11/22) dengan mengambil tempat di aula SMP Negeri 3 Amarasi Selatan. Di bawah siraman hujan deras sehingga suara tenggelam di dalamnya, seminar ini berlangsung. Alat bantu yang belum maksimal operasionalnya tak dapat secara utuh menolong. Hujan reda, materi berlangsung secara baik walau tanpa alat bantu yang menghantar suara menjadi lebih jelas terdengar.

Mengacu pada Konstitusi Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia, Ketua Cabang PGRI Kecamatan Amarasi Selatan menyampaikan materi. Seminar disebutkan sebagai bersifat sosialisasi agar para guru mengetahui dan memahami apa itu organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Ada kesadaran bahwa pengetahuan tentang organisasi PGRI itu sendiri belumlah sampai pada para guru, jika guru tidak pro aktif mencari informasi dan pengetahuan, dan lagi bila tidak disampaikan kepada mereka. 

Sebanyak 10 lembar power point presentation disiapkan, muncullah tayangan uraian sejarah PGRI pra Proklamasi, sampai dengan lahirnya KepresNomor 78 tahun 1994 dimana ditetapkan 25 November sebagai Hari Guru Nasional.  

Selanjutnya uraian tentang tujuan, visi dan misi Persatuan Guru Republik Indonesia. Semua ini dibarengi dengan contoh-contoh  konkrit (disampaikan secara lisan) hal-hal yang sudah diperjuangkan PGRI sejak berdirinya sampai dengan sekarang ini, bahkan dalam mewujudkan visi dan misinya. PGRI sebagai organisasi Perjuangan kaum guru akan terus bersuara baik di luar forum (tulisan di berbagai media) maupun di dalam forum-forum resmi milik PGRI sendiri atau external PGRI yang ada hubungannya dengan upaya mencapai visi dan misi PGRI yang mengemban tugas mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pemateri tidak menyampaikan secara utuh-menyeluruh seluruh isi Konstitusi Organisasi PGRI. Tentang keanggotaan, kewajiban dan hak anggota,serta jenjang organisasi dan kedudukan masing-masing jenjang sampai di ranting yakni di desa/kelurahan/unit sekolah.

Beberapa point diskusi dapat dirangkum seperti ini:

  • Organisasi PGRI diharapkan memperjuangkan kekhasan tampilan guru. Maksudnya guru pada zaman otonomi daerah, tampilannya seperti ASN pelaksana administrasi. Padahal guru memiliki kekhasan (ciri khas) tersendiri yang mesti dapat dibedakan. Misalnya, mengapa tidak berpakaian yang khas guru, batik kesuma? 
  • Organisasi PGRI diharapkan memperjuangkan posisi guru agar tetap sebagai guru, bukan menjadi pelaksana, staf atau bahkan pejabat struktural. Hal ini betapa sangat disadari dan terlihat ketika otonomi daerah berlangsung. Guru dapat saja menjadi pejabat struktural berdasarkan keputusan pemerintah daerah (bupati, walikota, gubernur). Bukankah tugas pokok dan fungsi guru jelas, mengajar dan mendidik. Namun, siapakah guru yang menolak ketika mendapatkan jabatan struktural? 
  • Pengetahuan tentang organisasi PGRI diakui oleh para peserta sebagai belum sepenuhnya. Contoh nama motif pada kostum/baju yang khas PGRI, yakni batik kesuma. Mungkinkah semua guru mengetahuinya?Masih ada yang belum mengetahuinya.
  • Kewajiban memberikan uang pangkal dan iuran, serta hak-hak yang dapat dituntut bila memenuhi kewajiban. Kepada setiap guru sekalipun menjadi guru tetapi bila tidak mendaftarkan diri kepada Pengurus PGRI, bagaimana dapat diakui sebagai bagian dari organisasi PGRI itu sendri? Seseorang guru (atau siapa pun) akan diterima atau ditolak menjadi anggota PGRI setelah mendaftarkan diri dengan memenuhi syarat tertentu sesuati konstitusi (AD ART)

  Demikian rangkuman hasil diskusi dari seminar/sosialisasi tentang Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Ada harapan pada para guru pendidikan dasar di desa Nekmese, sesudah seminar/sosialisasi ini, melalui pengurus Ranting PGRI desa Nekmese, ada upaya untuk mendaftarkan para guru menjadi anggota PGRI. Keabsahan sebagai anggota PGRI ditandai dengan Kartu Anggota dimana tertulis Nomor Pokok Anggota (NPA).

Penutup

Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia telah hidup selama 77 tahun, bahkan jauh sebelumnya dalam megap-megap pun ia tumbuh dengan nama lain, namun memiliki roh dan semangat yang sama, mempersatukan dan mempererat rasa sebagai sesama guru dalam satu organisasi perjuangan.

Pengurus Ranting PGRI desa Nekmese di Amarasi Selatan Kabupaten Kupang, NTT telah terbentuk. Selanjutnya akan memasuki masa pengabdian yang didahului dengan pengukuhan dan pelantikannya. Semua ini akan dibahas pada rapat-rapat berikutnya termasuk akan mengevaluasi kinerja Panitia Pelaksana Upacara Hari Guru Nasional/Hari Ulang Tahun PGRI ke-77 di desa Nekmese.

#Hidup Guru

#Hidup PGRI

#Solidaritas, Yes

Amarasi Selatan, 26 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun