Aku, Fajar telah singsingkan kabut pagi, aku tak singgah, aku tak singgung kabar kemarin, aku sunggingkan senyum, kaum pertapa di goa-goa bisu di gelantungan setelah gulita pergi, kaum perenang di balik area kecil-besar-luas-mahaluas genangan air saling mencumbu di hari baru
Pemulung aksara memulung berlaksa makna, ragam warna singgahan berderet, gelinding saja tak cukup, seluncur lebih cepat, sayangkan tak menyapa rentangan tangan sahabat makin panjang, bersama kaum perupa aksara yang sudah terbang
Mentari hendak merenda hari dalam ritme waktu, denting jarum jam detik tak sekuat denting detak jantung, berkejaran kaum di garis varian kerja profesi, singsing baju junjung rasa sejahtera entah pula pada harkat sosial sela-menyela, waktu jadi saksinya
Umi Nii Baki-Koro'oto, 26 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H