Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

(Lagi) Seorang Guru dari Amarasi Selatan Pergi untuk Selamanya

22 November 2022   19:14 Diperbarui: 22 November 2022   19:19 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Master influences immortality; no one knows where their influence ends,

Guru memengaruhi keabadian; tidak ada yang tahu dimana pengaruh mereka berhenti. - Henry Brooks Adams

Pengantar

Dunia pendidikan dasar (dikdas) senantiasa terus bergerak maju dengan memikul beban interaksi pembelajaran guru-siswa bersama pemangku kepentingan lain di sekitarnya. Pembelajaran yang memungkinkan keberhasilan dan dampaknya berada di ranah dan tangan guru profesional, maka pernyataan Henry Books Adams pada kutipan di atas suatu hal yang menarik pembahasannya. 

Namun, pada tulisan ini, saya tidak hendak mengulas pernyataan itu secara lebih luas dan mendalam. Fokus saya kali ini tentang guru dalam keabadian ingatan dan kenangan siswanya, mungkinkah itu?

Bahwa mungkin mereka yang disebut siswa akan mengingat dan mengenang gurunya, dipastikan, ya. Durasi ingatan dan kenangan itu berapa lamanya? Siapa pun tidak dapat memastikan. Maka, ketika seorang guru menutup usia, di sana ingatan dan kenangan muncul ke permukaan dalam penggalan-penggalan kisah, baik pada siswa yang masih di sekolah atau mereka yang sudah menjadi alumni.

Dunia pendididikan dasar Kabupaten Kupang, khususnya di Kecamatan Amarasi Selatan kembali diselimuti duka. Seorang rekan guru meninggal dunia. Ia sedang mempersiapkan diri memasuki masa pensiun tahun depan, namun "pemensiunan" dirinya justru terjadi pada hari kematiannya.

Selimut Duka pada dunia Pendidikan Dasar di Amarasi Selatan

Institusi pendidikan dasar di Kecamatan Amarasi Selatan yang terdiri dari 12 unit sekolah dasar (negeri/inpres/swasta), dan 7 unit sekolah menengah pertama (negeri/swasta) kembali dalam suasana berkabung. Dua belas unit Sekolah Dasar itu yakni:

  • SD Inpres Nekmese
  • SD GMIT Koro'oto
  • SD Negeri Naet
  • SD Inpres Buraen 1
  • SD Katolik Buraen
  • SD Negeri Buraen 1
  • SD Negeri Sonraen
  • SD Inpres Buraen 2
  • SD Negeri Retraen
  • SD Inpres Sahraen
  • SD Negeri Sahraen
  • SD Negeri Tarba

Sementara itu di sana pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat:

  • SMP Negeri 1 Amarasi Selatan
  • SMP Negeri 2 Amarasi Selatan
  • SMP Negeri 3 Amarasi Selatan
  • SMP Negeri 4 Amarasi Selatan
  • SMP Swasta Katolik Buraen
  • SMP Swasta Kristen 1 Amarasi Selatan
  • SMP Swasta Kristen 2 Amarasi Selatan

Kesemuanya ini sebelumnya telah berduka, yakni pada tanggal 17 November 2022, seorang rekan guru (Pendidikan Agama Katolik) yang meninggal dunia (15/11) dikebumikan. Sang guru, yang seorang ibu, meninggalkan suami dan 2 orang anak serta sejumlah siswa. 

Hymne Guru diperdengarkan ketika peti jenazah diusung melewati barisan pagar betis para guru dan tenaga kependidikan. Para siswa dan guru yang melantunkan Hymne Guru bernyanyi sambil meneteskan air mata. 

Di bibir liang lahat sebait puisi masih dibacakan sebelum liang itu ditutup. Bumi pertiwi menerimanya, memangku dan memapah jasadnya, sementara siswa dan alumni pulang dengan membangan ingatan dan kenangan pada jasanya.

Hari ini, Selasa (22/11/22) pada angka indah ini, cakrawala diukir dengan suasana duka. Kabar dukacita menyebar pada kami para guru di dalam semua institusi pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA di Kecamatan ini. Seorang rekan guru (laki-laki) meninggal dunia. 

Para guru yang tergabung dalam beberapa WhatsApp Group segera mendapatkan kabar ini dan menanyakan kepastiannya. Kepala sekolah tempat dimana almarhum mengabdi menyatakan secara pasti, bahwa benar rekan guru ini telah meninggal dunia. Jenazahnya sementara berada di rumah duka. 

Hujan mengguyur wilayah Kecamatan Amarasi Selatan dan pulau Timor pada umumnya. Pada Kecamatan Amarasi Selatan bukan saja terjadi peristiwa kedukaan ini, tetapi di sana ada pula kepiluan yang sebelumnya terjadi yakni, gempa bumi. 

Dua puluh delapan unit bangunan rumah warga rusak berat, ringan dan ada di antaranya yang roboh meninggalkan puing. Dua unit Gedung gereja dikabarkan rusak ringan, dan 1 unit rumah sekolah PAUD rusak ringan.

Ini semua berdampak pada kecemasan dan kegelisahan, sebagaimana yang dialami oleh korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Bedanya, di dalam kecamatan Amarasi Selatan, gempa bumi tidak membawa korban jiwa sementara di Cianjur Jawa Barat, gempa bumi telah menelan korban jiwa di atas angka 200 orang. 

Kepergian orang-orang terkasih untuk selama-lamanya, selalu meninggalkan jasa dan kesan dalam ingatan dan kenangan. Bila seorang ayah meninggal dunia, bukankah tangis dan ratap di dalamnya ada kisah kenangan? Ketika sudah dikebumikan pun akan selalu ada kisah-kisah kenangan yang akan dituturkan turun-temurun selama masih dapat dikisahkan.

Bagaimana bila itu terjadi pada seseorang yang berprofesi sebagai guru? Tidakkah siswa dan alumninya berkisah pada jasa dan kesan yang tersimpan dalam fail ingatan dan kenangannya?

Para guru pun akan berkisah tentang sang guru yang almarhum/mah. Sebagai rekan guru, dapat saja kisah itu berakhir, sebagai siswa dan alumni pun kisah itu akan menipis dan bahkan terhapuskan dari fail ingatan tersimpan. Ketika terhapuskan, maka di sana kisah itu berakhir.

Tumpukan ingatan pada otak sebagai  soft memory save tidak akan menyimpan selama mungkin jasa dan kesan dari apa yang dikatakan, disikapi, dan dilakukan oleh seorang guru. 

Bila seorang siswa dan alumni akhirnya menjadi guru pula, ketika tiba di arena tugas, ia dapat pula mengingat jasa dan kesan gurunya. Pada posisi jasa dan kesan positif akan memotivasi dirinya menunaikan tugas seturut apa yang didapatinya sebagai pengetahuan dan ketrampilan pedagogik sambil merunut pada jejak pendahulu dengan kreasi dan inovasi yang sifatnya plus. Maka, ia akan disebut guru yang lebih baik daripada gurunya.

Kaum guru dan siswa di Amarasi Selatan dan pada umumnya Kabupaten Kupang, akan mengenang dan mengingat guru yang satu ini. Ayahnya sendiri yang sudah almarhum seorang perantau yang menjadi guru di Buraen pada masa pemerintahan gaya lama, Swapraja Amarasi. Maka, ketika sang guru meninggal dunia, segera kenangan pada ayahnya kembali terbit walau hanya sebentar saja.

Hari berkabung selama 3 hari (22 - 24 /11/22) akan dilewati sampai penguburan sang guru. Upacara penguburan pada ranah institusi keagamaan dan dinas pendidikan akan dilangsungkan untuk menghormati jenazahnya, dan mengantarkannya ke pangkuan ibu pertiwi pula. 

Bendera merah putih akan dibentangkan di atas peti jenazah, barisan pagar betis akan kembali digelar, Hymne guru dilantunkan pula. Sambutan kenangan dan ucapan selamat jalan padanya bertaburan, sebagaimana yang terlihat pada WhatsApp Group Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.  

   

Penutup

Kisah kehidupan manusia baik sebagai individu maupun dalam komunitas, pada titik waktu tertentu akan berada di ruang wacana publik. Ruang wacana publik mengingatkan tentang apa yang diucapkan seseorang sebagai tokoh populer termasuk kepopuleran seorang guru pada siswanya dan alumni. 

Anda yang membaca tulisan ini, apakah Anda sedang menjalani profesi sebagai guru? Entahlah akan dikenang jasa dan kesan dalam ingatan dan kenangan bila berakhir masa tugas, dan terlebih ketika telah dikebumikan?

Hanya pada mereka yang ketokohannya amat sangat populer kenangan pada mereka akan abadi. Ruang gerak guru berbatas pada ruang-ruang kelas. Siswa datang  dan pergi meninggalkan ruang kelas itu. Mereka pergi membawa selembar kertas berharga bernama ijazah, di dalamnya hanya ada seorang guru yang membubuhkan namanya. 

Guru lainnya tak ikut serta. Nama mereka dipatri di sanubari siswa dan alumni, dan semoga memberi pengaruh yang abadi sebagaimana kata Henry Brooks Adams

Amarasi Selatan, 22 November 2022

*artikel ini untuk mengenang 2 rekan guru yang sudah mangkat dalam tugas (Serafina Haukilo, S.Ag dan Yustus Hatu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun