Hari mengguling rasa pilu, tangga nada sedang tak menentu dalam sebutannya, naik tak mampu, turun tak dapat, datar-datar dengan mimik dan rona remuk, sejumlah besar kepala menunduk, hormat dan takzim, dia yang kaku tak terlihat, dia yang tersenyum di sana makin mengiris luka hati.
Pilu tak segera berakhir, duka masih memeluk anak, pemulung aksara mendengar refleksi pemimpin agama singgah, penguatan pemimpin abdi negara mampir, pelukan kerabat dan sahabat menghangatkan, segera di bibir lahat bait-bait puisi dibacakan, tangis pun masih bersahutan.
Amarasi Selatan, 17 November 2022
*ditulis sesudah mengikuti upacara penguburan jenazah seorang rekan guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H