Gulita ini sedang bisu, jangkrik pun tak sudi meretaskan suaranya, dedengkot hantu malam bersembunyi jauh, kolam kecil timbunan air hujan tenang teduh, gulita bisu, pemulung aksara lebih bisu
Sepenggal kabar lara nan pedih pada cedera dan retaknya hati, hati yang telah teguh dan kukuh, nyaris tak kuat memapah dirinya sendiri, jika tak segera meraih tangkai spirit tunas baru,Â
Gulita bisu dapat berkisah dengan jejeran simbol bermakna, lorong etalase bercelah, sisip bersisian naik ditopang dahan rangsang bergairah, cuat pucuk tunas baru di bidang datar berkejaran, meraih nilai dalam komunitas beragam warna genrenya.
Gulita bisu masih akan berkisah dengan simbol bermakna hingga kejora terlihat, saat itu senyum mengusir cemas, tawa menghalau kemasan lara nan pedih, canda mengubur irama kepenatan sukma, dan pemulung aksara rindu menjilidkan babak baru.
Koro'oto, 15 November 2022
*ketika kaum Kompasianer turut dalam simpati dan empati membangkitkan semangat rekan yang remuk hatinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H