Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemulung Aksara di Senja Bertangisan

14 November 2022   17:01 Diperbarui: 14 November 2022   17:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, foto dokpri, RoniBani

Seminggu terakhir ini, tangisan bertanda di senja hari, pancaran cahaya keemasan tak segera menghibur kaum peratap, suara kicau burung di rerantingan berteduh tak jua menjadi pelipur lara, anak-anak bergurau tak mengusir kenangan pada jasa sahabat dan kekasih.

Pemulung Aksara duduk di sini, berefleksi pada frasa ratapan dalam dukacita, ketika frasa lain diujar, people come and go... ritual lahir-hidup-karya-mati selalu pasti pada kaum dan insan

Siapa dapat menahan ritme ritual tetap ini, kematian ditangisi dan diratapi, dilayati dan dihayati pada refleksi berikutnya, agar para peratap mendapat penghiburan, ikhlas pula melepas sahabat dan kekasih. Pemulung aksara turut merasakan duka, menulis di sini sebagai irama turut berbela sungkawa.

Koro'oto, 14 November 2022

*dua minggu tearakhir ini, terlebih pada minggu terakhir ini nyaris tanpa hari yang lowong dari kabar kematian pada sahabat-sahabat di sekitar kampung dan wilayah kecamatan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun