Sub judul ini tentu saja menggemaskan dan menggertakkan gigi pada para pengambil kebijakan. Seorang sahabat berkata dalam nada gurau bahwa para pejabat pengambil kebijakan rupanya kurang piknik.
Gurauan ini dapat saja dibenarkan. Pejabat birokrasi pendidikan di tingkat Kemdikbudristek manakah yang pernah tiba di daerah-daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Pasti ada yang pernah sampai di daerah 3T, namun T pertama yang dikunjungi karena berada di garda TERDEPAN. Lalu 2T yang lain bagaimana? Mari lihat analoginya.
Jika kita hadir dalam suatu pertemuan/rapat, pejabat eselon manakah yang akan duduk di tengah (baca, terpencil) atau belakang (baca, tertinggal). Semua pejabat eselon akan mendapat tempat TERDEPAN. Analogi ini tidak harus menjadi perhatian, cukuplah sebagai lelucon.
Penyebutan untuk daerah 3T ada pula istilah daerah khusus (dasus) dan daerah terpencil (dacil). Dari penyebutan daerah-daerah ini, kemudian pemerintah (dhi.Kemendikbud/Ristek) menetapkan kebijakan penempatan guru dengan sebutan-sebutan itu pula. Guru daerah 3T, Guru Daerah Khusus (Gurdasus), Guru daerah terpencil (Gudacil/Gurdacil).
Kebijakan ini terlihat sebagai suatu hal yang membanggakan karena para guru akan ke daerah-daerah itu dengan memastikan akan mendapati sekolah dengan kondisi yang prioritas. Benarkah?
Dalam suatu kesempatan menulis bersama (antologi) dengan para guru daerah khusus (gurdasus), 20 artikel dikirimkan dari para guru yang berhadapan langsung dengan fakta pendidikan daerah khusus.
Saya lebih suka menggunakan sebutan pendidikan pedesaan. Ada guru berkisah bagaimana kondisi pendidikan di pulau kecil seperti Pulau Rangsang. Pulau ini masuk kategori daerah khusus. Maka, catatan Kusmawati (2020) sebagai berikut:
"Namanya sekolah daerah di daerah khusus, sesuai namanya daerah ini belum memiliki fasilitas yang memadai, salah satunya listrik sehingga sekolahnya juga belum dialiri listrik. Jadi segala administrasi sekolah dikerjakan di Kabupaten."
Apa kata dunia bila membaca catatan seperti ini?
Sahat S. Naibaho (2020) menulis dalam buku yang sama sebagai berikut:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!