Raja siang segera pergi ke balik bukit, sementara pemulung aksara duduk di bibir pantai, pandangan jauh pada ombak yang bermain-main di pelupuk mata; di balik sana ada tangis peratap duka, sementara kaum muda berdendang dalam sukacita gerak bersama dalam persekutuan religius
Raja siang jadi saksi pada peratap duka, di balik sana ada pintu sempit yang dimasuki orang per orang, tiada butuh siapa yang prioritas, siapa dominan, tiap orang pergi pada masanya, sementara pemulung aksara berefleksi belaka, raja siang tersenyum di senja saat melambai pada pepohonan yang disinggahi kaum hantu malam,
Senja ini akan berkisah tentang ratapan dan tatapan kosong kaum peratap di sisian air mata, lalu di sisian berbinar bola mata ada canda kaum muda dalam ritme belajar bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H