Sekadar pengantar
Tahun 2014, sebagai guru mencoba melakukan pengembangan pada dunia literasi dengan menerbitkan satu majalah sekolah yang diberlakukan secara internal belaka. Rasanya sangat sulit untuk menembus minat baca, tapi saya tetap mengupayakannya. Â Satu catatan yang saya anggap masih aktual dalam Majalah Gudacil Semestar I Tahun 2014 saya kutip kembali di sini.
Catatan Pinggir
Salam buatsahabat dan rekan guru serta para siswa yang suka membaca. Saya bukan siapa-siapa, dan bukn apa-apa ketika berpikir untuk membuat semacam Jurnal Gudacil ini.Â
Saya berangkat dari anggapan bahwa peluang mengembangkan diri sebagai guru di desa perlu dibangun, tanpa menafikan uluran tangan dan kepedulian pihak lain, saya patut memulai pengembangan diri.Â
Peluang terbuka ketika tunjangan sertifikasi diberikan. Bahwa dengan nama tunjangan saya pikir ada kemungkinan maksud yang diintersepkan untuk menunjang tugas pokok, maka sekalipun sangat sedikit yang saya sisihkan untuk kebutuhan ini, saya mencoba untuk mewujudkannya. Saya juga berpikir, kalau saya di tengah hutan Amarasi Raya, dapatkah kreativitas dieksploitasi dan diekspos?
Menulis di koran lokal kota Kupang sudah saya coba dan berhasil setelah lama menunggu. Saya telah melakukan beberapa kali kegiatan pengembangan dengan menulis dengan menerbitkan koran sekolah dan bulletin sekolah, tapi keduanya gagal karena faktor pembiayaan dan keenganan kaum pembaca (guru, siswa) untuk membantu.Â
Bekerja sama dengan beberapa rekan di kota kami menerbitkan Jurnal berISSN dengan nama Socius Religius, berhasil terbit pada mulanya, namun kesulitan mendapatkan penulis. Bersama institusi keagamaan lokal kami menerbitkan buku renungan harian yang dinamanak SnaK kependekan dari Surat na'ko abitan Koro'oto ~ surat dari mereka yang berada di Koro'oto, usaha ini cukup baik. Akhirnya semua ini berpuncak pada terbitnya majalah Gudacil.
Titipan Rasa
Semua usaha pengembangan di atas "kandas" namun saya tetap saja berusaha untuk tetap eksis di dunia kepenulisan. Blog terus saya tekuni hingga bertemua dengan para blogger. Di antaranya ada yang sempat kopidarat di Kupang pada Maret 2020.Menulis dan terus menulis telah menorehkan rasa dan sepenggal pengetahuan untuk diprasastikan. Kelak generasi di sekitar saya akan membaca jejak langkah saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H