Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batu Pertama Batu Penjuru Bangunan dalam Budaya Timor

27 Oktober 2022   22:24 Diperbarui: 27 Oktober 2022   22:49 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiang induk ini akan ditancapkan terlebih dahulu dengan upacara yang khas, sebelum keseluruhan konstruksi bangunan umi (ume) dibangun hingga selesai kelak.

 Pada ume (umi) kbubu' yang juga disebut lopo[2] sesungguhnya tidak terlihat apa yang disebut nii ainaf itu karena, pokok tiang ditanam di tengah-tengah (pusat ~ usaf ~usan) dari lingkaran bakal rumah. Lalu, sambungannya bagai tiang maya di tengah area kosong yakni tempat dimana penghuni akan tinggal. 

Sambungannya terlihat sebagai tiang penyangga utama rangka atap yang ujungnya sampai pada bubungan rumah. Itulah nii ainaf sesungguhnya.

 Lalu bagaimana dengan faut fua mese' yang diterjemahkan secara harfiah batu buah satu ~ satu buah batu. Batu yang demikian ini dikenal luas pada masyarakat adat di Timor ketika orang mulai mengenal konstruksi bangunan dengan menggunakan beton. 

Fondasi (fanderen) bangunan akan dimulai dengan campuran: batu, pasir, air, dan semen. Empat unsur ini menjadi perekat yang "membatu" selama mungkin yang ditempatkan pada dasar konstruksi bangunan (rumah/Gedung).

 Masyarakat adat di Timor pun mengganti pendekatan nii ainaf dengan mofu' faut fua mese' yang secara harfiah jatuh batu buah satu ~ batu satu buah jatuh, maksudnya, meletakkan batu pertama. Batu pertama yang dimaksudkan di sini yaitu batu sudut, batu penjuru, batu yang menjadi cikal-bakal bersejarah dari bangunan tersebut.

Batu itu akan "tegak berdiri" di dalam dasar bangunan yang memikul beban keseluruhan bangunan selama mungkin. Ia akan bertahan di sana ketika suatu waktu bangunan itu mengalami berbagai terpaan seperti: angin, hujan, hingga perubahan secara fisika yakni lapuk, karatan dan lainnya yang menjadi penyebab kerusakan dan kehancuran bangunan.

 Mofu' faut fua mese' pada kalangan masyarakat adat di Timor sudah menjadi budaya baru yang menggantikan nateek nii ainaf ~ meletakkan/menancapkan tiang induk. Hal ini karena upacara nateek nii ainaf kurang populer atau tidak dipopulerkan pada zaman ini ketika orang mulai menggeser konstruksi bangunan rumah tinggal dan rumah adat. Rumah adat diganti konstruksinya dengan beton dan seng sehingga mofu' faut fua mese' yang lebih dikenal.

 

Tempat Ibadah Kaum Kristen di Timor dalam Budaya Mofu' Faut Fua Mese'

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun