Pengantar
Sejak November 2011 saya dikenalkan denan satu model aplikasi yang disebut Blog. Jujur, saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang blog. Aplikasi media sosial ini diperkenalkan oleh seorang sahabat yang berprofesi sebagai pendeta.Â
Dia pula yang membangun blog itu sambil berdiskusi tentang namanya. Lahirlah https://uminiibaki.blogspot.com/ pada November 2011. Dua artikel pertama berjudul Subat dan Guru SD di Desa. Saya tidak banyak menulis dalam tahun 2011 - 2012, lalu stagnan hingga tahun 2015.Â
Selama masa stagnan saya bingung untuk menulis, apalagi untuk masuk kembali ke blog makin tidak karuan karena minim pengetahuan tentang blog. Saya memaksa diri untuk belajar dan terus belajar, sampai tiba pada titik memulai lagi.
Membangun Media Daring
Pada Agustus 2015 kami  membangun satu NGO agar menjadi payung institusi pada media yang kami rencanakan. Kami namakan Tateut Pah. Tateut Pah memayungi media Tabloit INFO NTT yang sempat terbit sampai 12 edisi dalam gaya stand and run alone tanpa sokongan pihak mana pun. Iklan pun seadanya setelah anak-anak berkejaran menemui orang tertentu yang bersedia menanggung biaya produksi (cetak).
Satu titik waktu ketika dunia digital makin ramai, kami memutuskan untuk membangun media daring. Kami mengalihkan Tabloit INFO NTT menjadi media daring dengan moto satu suara untuk masyarakat.Â
Kami bersyukur pada Tuhan, bahwa media ini terus eksis sampai sekarang di tengah patah-tumbuh dan hilang-muncul media daring. Â Pada media daring ini saya (dan kami) terus belajar menulis, menulis dan menulis.Â
Rasanya menulis bukan lagi suatu kesulitan, sehingga kami bagai tiada hari tanpa menulis. Hal ini kami lakukan untuk menjaga hubungan baik dengan pembaca media daring kami.
Kami, terutama anak-anak bekerja keras untuk mendapatkan berita-berita, sambil belajar bagaimana menulis secara baik dan menempatkan pada template yang tersedia.
Blog dan Buku
Tahun 2015 buku pertama terbit. Buku pertama berjudul Catatan Seorang Guru Daerah Terpencil diterbitkan oleh Inara Publishing Kupang. Isi buku ini berupa sejumlah esai yang dimuat pada media cetak yang terbit di kota Kupang. Terbitnya buku ini semakin meneguhkan motivasi untuk terus menulis.Â
Pada Desember 2018 saya mencoba lagi memasuki satu blog keroyokan, gurusiana. Pada blog ini saya mendaftar https://ronibani.gurusiana.id/ dengan tulisan pertama yang mendapat respon dari 3 pembacanya. Respon yang menyemangati. Pada blog ini walau tidak selalu saya mengisinya, namun tak terlupakan juga.
Pada 3 April 2019, saya mencoba hal baru di wordpress. Mulanya ragu-ragu, namun saya terus mencoba dan tulisan pertama saya  di aplikasi wordpress seperti ini,
Hari ini saya belajar hal baru. Saya pikir sesuatu yang sulit sedang saya hadapi. Setelah mencoba dengan pengetahuan terbatas, apa adanya, saya akhirnya membuat blog ini. Entah akan menjadi baik atau bagaimana, saya tetap harus mencobanya.
Saya ingin memastikan bahwa dunia digital ada manfaatnya. Persoalannya ada pada bagaimana: memulai, mengisinya, menanggapi bila ada yang merespon, dan pembiayaan.
Aih... hal baru.
Sejak 2019 itu saya menggeluti blog Umi Nii Baki, infontt.com, Roni's Blog dan https://ronibani.gurusiana.id/. Semua ini telah menghasilkan serial buku berjudul Catatan Seorang Guru Daerah Terpencil (2, 3, 4, 5, 6), Sangpiak Toraja Utara Kami Datang, Senandung Anak Timor~Himpunan Cerpen, Lukisan Cakrawala~Himpunan Puisi, dan Dikandangkan Covid-19.
Penutup
Beberapa hari ini saya telah berada di blog besar ini, kompasiana. Ada harapan bahwa menulis di kompasiana akan memberi nuansa baru pada pengalaman bersama para Kompasianer hebat.Â
Hari ini, kaum Blogger di Indonesia memperingati Hari Blog Nasional. Saya menulis artikel sederhana ini untuk turut serta dalam memperingati hari yang dimaksudkan ini. Semoga artikel ini menginspirasi. Terima kasih.
Umi Nii Baki-Koro'oto, 27 Oktober 2022