Apakah tindakan yang saya buat itu berdampak? Saya belum dapat memastikan karena dibutuhkan suatu observasi atau mungkin diikuti dengan riset sederhana pada mereka yang menerima buku.
Faktanya, para pejabat, rektor dan mantan pejabat yang pernah menerima buku dari tangan saya sendiri sebagai penulis amatiran, tidak satu pun yang membagikan buku ketika berada dalam kunjungan.
Bila menelusuri jejak Presiden Joko Widodo yang berhubungan dengan buku, di sana ada pemberitaan tentang bagi-bagi buku.
Presiden Joko Widodo pun pernah melakukan panggilan video di salah satu ruangan dengan latar belakang rak-rak yang dipenuhi buku-buku(Sumber). Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa buku menjadi temannya yang penting pada saat pandemi covic-19.Â
Kembali ke pengalaman sederhana yang saya tekuni. Saya masih terus berada dalam upaya menyadarkan masyarakat di sekitar saya tentang pentingnya membaca buku (fisik), walau saat ini buku (online) telah tersedia.
Menghadiahi dengan buku merupakan satu pendekatan yang mungkin tidak populer. Ya, tentulah demikian adanya oleh karena saya bukanlah seorang politisi yang sedang melakukan apa yang disebut pencitraan.
Beberapa rekan guru dan sahabat bila bertemu akan berkata, "bagi buku, dulu." Saya tidak segera memenuhi permintaan seperti itu oleh karena sangat sering mereka justru sedang  bergurau.
Mungkinkah mereka yang pernah dihadiahi buku sudah membacanya? Mereka yang sudah menerima belum (tidak) berkabar tentang sejauh mana mereka membaca buku yang diterima, dan memberi pengaruh pada orang sekitar untuk memiliki dan membaca buku. Ini pertanda bahwa dunia literasi sederhana kita masih rendah. Literasi sederhana yang saya maksudkan yakni membaca dan menulis.
Apakah ada politisi, pejabat pemerintah dan atau pengusaha yang merindukan untuk menghadiahi sekolah dengan perpustakaan? Jika ada, mari wujudkan.
Â