Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Catatan Kelupaan Ketika Berada di Alor

4 Desember 2024   15:31 Diperbarui: 5 Desember 2024   16:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari siap untuk seremoni penyambutan dan patung burung rajawali salah satu ikon desa Tulleng; foto&kolase: Roni Bani

Beberapa permasalahan disampaikan oleh kepala sekolah mewakili rekan-rekan guru. Permasalahan pokok yakni kekurangan guru dengan status Pegawai Negeri Sipil.

Nah, kami tidak dapat memberikan solusi, berhubung rombongan kami ke sana untuk sosialisasi KoMBAD. Konteks Multi Bahasa Anak Didik.

Satu program Pendidikan Multi Bahasa (PMB) yang sedang diujicobakan di beberapa Sekolah Dasar GMIT di Kabupaen Kupang, Kota Kupang dan Kabupten Rote-Ndao, dan satu sekolah di Kabupaten Alor.

Hujan deras menyela dialog kami. Dialog ini kami akhiri untuk melanjutkan perjalanan ke Jemaat Lawahing. Di sana kami disambut makan siang, ibadah dan refleksi dalam permainan yang menyegarkan.

Satu pemandangan menarik yakni rumah panggung yang disebut lumbung. Di tempat ini kami disuguhi kopi, teh dan makanan ringan ala masyarakat pedesaan di Lawahing.

Tampak luar Rumah Panggung yang disebut Lumbung, foto: Roni Bani
Tampak luar Rumah Panggung yang disebut Lumbung, foto: Roni Bani

Kamis (31/10), jadwalnya hari ini yakni: ibadah dalam rangka Hari Ulang Tahun GMIT, Reformasi, Penutupan Bulan Keluarga; berkunjung ke Museum 1000 Moko dan melanjutkan perjalanan ke Lembur.

Ibadah berlangsung di area terbuka. Area terbuka ini sedang dalam proses pembangunan gedung kantor perwakilan Unit Bahasa dan Budaya GMIT.

Kami disuguhi pula beberapa nasihat untuk menjaga kekompakan dalam kerja tim, baik sebagai penerjemah Alkitab, Tim Pelayanan Multi Media, Pendidikan Multi Bahasa, dan Manajemen/Administrasi, serta tugas lainnya yang saling terkait.

Kami berkunjung ke Museum 1000 moko. Waktu untuk berkunjung di sana selama satu jam. Banyak artefak, arsip foto, buku kuno dan lain-lainnya ditempatkan di dalam museum ini.

Sesuai namanya sejumlah besar moko ada di sana. Menariknya, di halaman ada model patung yang dibuat dari bambu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun