Mohon tunggu...
Hero Fitrianto
Hero Fitrianto Mohon Tunggu... -

orang biasa. bergiat dengan aktifitas alam bebas bersama saudara-saudara di Korps Pencinta Alam Universitas Hasanuddin (KORPALA Unhas). lulus sekolah di jurusan Geology Fakultas Teknik Unhas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Romantisnya Mba' Sarah dan Pa' Alam

20 Mei 2016   11:51 Diperbarui: 24 Mei 2016   10:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di beberapa episode sekuel lainnya, masalah teknis di lapangan juga menjadi bidang friksi yang hampir pasti selalu menegangkan. Dan mBa' Sarah bisa meredam friksi yang ada, bila mampu berkomunikasi dengan setiap elemen yang berpotensi Sar. Setiap elemen yang sudah ditetapkan sebagai potensi Sar mestinya sudah bisa teridentifikasi faktor-faktor kekuatannya. Tidak akan mengurangi gaji kalian, atau pengalihan honor sppd kalian, apalagi merebut pangkat dan kursi jabatan kalian, bila berkordinasi dengan baik ke setiap elemen yang mempunyai keterampilan khusus. Juga bukan suatu aib untuk mBa' Sarah bila menggunakan metode-metode yang berasal dari potensi sar diluar keluarga mBa' Sarah. Yakinlah, mereka tidak akan merendahkan apalagi melecehkan kalian. Sebaliknya rasa hormat dan salut bahwa kalian tidak salah menjadi sebahagian konsumen pajak yang telah dibayarkan oleh rakyat ke negaranya.

Rasanya sangat banyak hikmah di balik sekuel Dino itu. Bila nyawa manusia menjadi target utama untuk diselamatkan, maka ego sektoral mestinya bisa ditekan. Dan di setiap hikmah yang muncul, bisa dijadikan elemen-elemen perhatian untuk perbaikan di keluarga masing-masing.

Tetapi, kalau semua hal-hal itu bisa saling dimaklumi, apakah akan ada sekuel lanjutan setelah sekuel Dino itu.? Layak ditunggu terutama dari mereka yang numpang eksis dari setiap release sekuel baru.

Ah.. sepertinya diskusi masih tetap hangat. Sementara malam menjelang larut. Pasti masih banyak hal yang bisa saling dimaklumi dari kalian berdua. Komunikasi kalian yang meski hanya virtual, pastinya telah menjadi bahan pencerahan di keluarga masing-masing.

Tetapi, mengapa tiba-tiba hening.? Riuh rendah senda gurau menyisihkan peluh yang gerah. Apakah hening ini adalah diam? Sepertinya tidak. Hening yang bukan diam. Rupanya di depan wall boulder biru langit, rahang-rahang bising itu tiba-tiba tidak bersuara sama sekali. Ah, ada kerja bakti di sekitar selembar daun pisang itu..  :) Mari..mari...mari... mari merapat.. Di sini, manusia adalah manusia...

img-20160523-184532-5743c47a8c7e61fe04649eda.jpg
img-20160523-184532-5743c47a8c7e61fe04649eda.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun