Pertanyaannya: siapa yang membantah pernyataan tersebut? Sistemlah yang mengharuskan atau mengkondisikan pejabat kita korup. Semua paham semua sepakat. Itulah sebabnya, gerakan gerakan dan tindakan tindakan yang tidak berani menyelesaikan akar masalahnya ya kembali menjadi bias aksi semata. sekedar atraksi tanpa faedah karena akar masalahnya jelas tapi ga diapa apain.
Mungkin pertanyaannya adalah ya kita tahu, tapi kita bisa apa. Jelas sangat dibutuhkan political will, kemauan politis kalau memang mau mengubah keadaan. dalam cerita dan sejarahnya di tempat tempat lain, ada bahkan presiden yang bisa mengubah situasi dari situasi yang lebih korup dari Indonesia sekarang ini. Tidak butuh waktu lama, tapi terbukti berhasil. Sayangnya, demokrasi kita kelewat bodoh. Bahkan orang yang berani dan tegas terhadap korupsi akan menjadi sangat tidak populer dengan berbagai narasi tandingan yang dibuat.
Sebaliknya, pejabat yang kalem kalem saja dengan mengikuti arus dianggap sebagai pejabat yang tidak bermasalah. Padahal kalem itu berarti memfasilitasi situasi yang sangat korup, lalu kita, dalam kebodohan kita, seakan tak berdaya dan tidak bisa apa apalagi, kecuali pasrah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H