Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Jakarta Menikmati Dieng

7 Agustus 2023   11:08 Diperbarui: 7 Agustus 2023   11:13 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gimana, sudah kayak di Eropa? Orang muda inilah salah dua rombongan saya. Dok. Pribadi

Sayangnya... karena bencana alam dan bencana kemanusiaan tempat ini kemudian terlupakan. Peradabannya terputus. Ga ada lagi catatan sejarah. Bahkan ga ada yang tahu nama nama candi sebenarnya. Penjarahan, pencurian, dan ketidakmengertian masyarakat menjadikan kita benar benar terputus dengan peradaban megah yang sesungguhnya ada di Dieng. Bahkan penamaan candipun ngasal dengan mengambil tokoh tokoh pewayangan.

Sedikit cerita saya di Dieng

Biar masih bisa dikategorikan sebagai trip, saya akan cerita sedikit saja tentang perjalanan saya ke tempat ini. Di Bulan Juni 2024, hari minggu malam senin ... hahaha... ga matching banget yak sebagai hari berwisata yang mestinya malam minggu, kita mah beda malam senin... harapannya ga terlalu ramai sebenarnya meskipun tetap saja ramai. Kami ke sana dengan mengandalkan sebuah agen tour. Setelah deal kemudian berangkatlah kami dengan persiapan yang sesingkat singkatnya. Saya pikir aman lah. Berdua puluh kami menggunakan bus medium kapasitas 27 orang. Saya pikir karena rombongan yang saya bawa adalah orang orang muda pada jamannya, ga enak kalau mereka nanti mesti repot repot ganti kendaraan karena konon Dieng tidak bisa dilewati bus besar. Pakai bus medium dong yang awalnya memang rencana pakai bus besar kapasitas 40an orang. Biar peserta ga usah ganti kendaraan dengan angkat angkat barang. Kan kalau nanti angkat angkat barang yang repot juga yang muda muda beneran juga. apalagi yang cowok hanya ada 3 orang itupun yang dua masuk kategori pemuda pada jamannya tadi itu. Jadilah saya satu satunya. Deal... aman. karena sebelumnya saya harus ke tempat lain. Bahan cerita dan nulis nanti.

bersama orang muda pada jamannya. dok. pribadi
bersama orang muda pada jamannya. dok. pribadi

Sayangnya begitu sudah hampir sampai tempatnya, tidak jauh dari lokasi kami dikasih tahu bahwa bus medium pun ga bisa masuk ke lokasi. Adhuh... siap siap jadi korban nih... angkat angkat barang milik 20an peserta... yang lebih nyesek lagi kan harus nyewa kendaraan yang lebih kecil lagi di sana... sayang, harganya kalau untuk saya pribadi cukup mahal. hahaha... kelihatan miskinnya saya yak. Beruntunglah ada donatur atau penyandang dana bagi kami... dan ga formal formal banget... coba bayangkan kalau ini anggota rombongan dari kelompok panti asuhan, bisa benar benar gagal total apa yang sudah disiapkan dan dibayang bayangkan.

Oke, alasannya adalah bahwa bus medium ga bisa pakai yang medium. Saya jelaskan ke peserta dan bisa dimaklumi... ada perubahan anggaran. jadi sesek nafas saya di daerah kawah Sikidang yang bau belerangnya sudah bikin sesek adalah ketika kami mendapati ada banyak bus medium di sana... Dan peserta langsung tanya ke sopirnya, loh kok itu ada bus medium masuk.... kayaknya kok bikin repot kita angkatan perjuangan 45 saja... dan dijawablah oleh sopir, kebetulan tour guide ada di kendaraan lain... bahwa mereka sudah sudah membayar paket untuk membawa bus medium...

lalu, peserta kami yang memang kocak berseloroh... oh masalah duiiittt.... bukan karena busnya ga bisa masuk.... saya ketawa juga dalam sesak nafas saya oleh bau belerang. Untunglah, namanya traveling selalu mempersembahkan cerita suka dan duka... yang penting happy... masalah duit bisa dicarikan donatur... eh ga, bisa dicari lagi nanti di Jakarta. atau menunggu dana pensiun cair. Sampai di Dieng siang hari kami, ga perlu bicara serunya bertraveling dengan para muda yang sudah punya cucu dan cicit ini.. Sore hari kami masih sempat menikmati candi Arjuna.

Malam hari, suhu di sekitaran 10 derajat... kami berjalan jalan di sekitaran Titik '0' Nol Dieng dengan kesyahduan tempat tersebut. Ada yang makan mie ongklok sambil ibu ibu minta suaminya membeli purwoceng di tempat tersebut. Ada yang jalan jalan menikmati kopi ataupun jajanan pinggir jalan. Ada juga yang sedang mencoba mengusir tikus dari kamarnya sambil teriak teriak karena biasa tinggal di Inggris, ga pernah dari home stay satu ke home stay lain ada tikusnya... bagi saya mah biasa saja... sudah friend...

Kemudian pagi hari, yang tidak terlupakan dan ga boleh terlewatkan adalah menikmati sunrise di pintu langit. Ada beberapa titik sebenarnya untuk menikmati sunrise ini. tapi karena sama agen tour sudah ada paketan berbayarnya ya kami nikmati pintu langit ini. Dan kami akhiri perjalanan dengan menikmati kawah Sikidang. ga perlu saya ceritakan bagaimana pengalaman di tempat tempat ini. karena sudah sangat umum dan saya bilang sih recomended untuk dikunjugi. Makanya dijuallah sebagai paket wisata baik oleh pemerintah setempat maupun oleh masyarakat.

Saya sih yang suka fotografi, ya lebih tertarik ke fotografinya ya... gimana biar dapat foto foto bagus. Momen kebersamaan sih oke... saya nikmati, hanya fotografinya ga boleh jelek jelek hasilnya... Saya rela ga motret dengan HP sekalipun sepanjang jalan dan acara lain, ya paling satu dua moment lah saya foto... tapi untuk alam Dieng ya sayang kalau ga memanfaatkan skill dan hobi ini. Meskipun yang diposting di medsos hanya 2 atau 3 foto saja...

Di Kawah Sikidang
Di Kawah Sikidang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun