Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Lelaki Susah Dinasehati dan Wanita Susah Dimengerti?

10 September 2014   06:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:08 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410278397188400997

Pernah ga menasehati seorang perokok begini, "mas... merokok itu ga baik loh. Bisa bikin kanker, serangan jantung, dan impotensi...." Saya yakin, jawabannya jelas: sia-sia!

Lebih dari sia-sia, sang perokok akan merasa seperti anak kecil yang digurui. Apalagi kalau dia laki-laki, digurui oleh seorang wanita (bukan dalam arti sekolah loh ya) adalah hal yang paling 'menjengkelkan'. Merendahkan martabat. Meskipun maksudnya baik, dari pihak si cewek, namun sang cowok akan mendengarnya secara berbeda. Efeknyapun akan berbeda. Bagi sang cowok, si cewek dianggap bawel. Bagi si cewek, si cowok dianggap susah diajak menjadi lebih baik.

Kesanpun berlanjut. Makin lama, si cewek merasa lelaki susah dinasehati. Semua lelaki. Menurutnya. Lebih tepatnya barang kali, si cowok tidak mau mendengarkan dia berbicara. Bukan hanya masalah merokok tentunya. Masalah masa depan, masalah studi, masalah hobby, dll. Sementara cowok akan merasa si cewek ini, selain bawel, juga susah dipahami. Ngomongnya apa, artinya beda dari yang diomongkan. Wkwkwkk... bagi wanita, kata "aku benci kamu...." tak selalu berarti bahwa dia membenci orang yang dikatakannya benci. Apalagi kalau ketika mengucapkan itu sambil menunduk dan tersipu-sipu, saya yakin itu artinya bukan benci. Juga bukan muak. Hahahaa..... Dan wanita akan merasa lawan bicaranya terlalu lugu alias ga peka kalau sampai dia bertanya, "emangnya aku salah apa... kok kamu benci aku?"

Ya... wanita memang susah dipahami oleh lelaki. Karena makhluk venus ini tak seperti dipikirkan lelaki. Bagi kaum lelaki, kesuksesan dan kemenangan adalah puncak 'kelakilakiannya'. Sedangkan bagi wanita, segala sesuatunya diukur dengan relasi. Itulah sebabnya, nilai sekuntum bunga yang rutin diberikan pada wanita setiap minggu, akan berbeda dengan satu truk bunga yang diberikan kepada wanita seumur hidup sekali. Satu truk bunga ga akan ada unsur romantisnya. Dikira minta si wanita jualan bunga. Tapi kalau memberikan bunga secara rutin untuk wanita, unsur relasi akan sangat kuat. Dan itu yang disukai wanita.

Apalagi kalau bunga itu disertai bungkusan barang-barang yang disukai si cewek. Saya sering menggunakan humor begini di kelas, "bahkan ke toilet, wanita butuh relasi. Itu sebabnya, santai saja cewek ke toilet ngajak-ngajak temannya. Bayangkan kalau si Andre ke toilet bilang sama Sule... Le, aku mau ke toilet. Ikut ga? bisa dikira ada apa-apa tuh!"

[caption id="attachment_323096" align="aligncenter" width="291" caption="gambar dari www.goodreads.com"][/caption]

Toilet bagi wanita sekaligus tempat bersosialisasi dan menjalin relasi. Karena, memang relasi itulah orientasi seorang wanita. Dan hal ini, jarang dimengerti oleh kaum Adam yang berasal dari planet Mars.

Wanita ketika berkomunikasi dengan orang lain, sedang berusaha membangun relasi yang lebih intim. Dengan menggunakan seni komunikasi yang tidak langsung. Sedangkan lelaki berorientasi pada kesuksesan. Nasehat adalah salah satu bentuk komunikasi yang bermakna 'kegagalan' bagi kaum lelaki. Setidaknya, itulah yang terbaca oleh kaum lelaki.

Mereka terbiasa berpetualang dan membereskan masalah sendiri. Maka, mendengarkan nasehat dari lawan jenisnya bisa terdengar meremehkan sang petualang. Itulah sebabnya, mereka lebih senang memecahkan permasalahan politik dan pekerjaan, daripada harus memecahkan misteri otak wanita.

Bagi kaum lelaki, wanita adalah makhluk yang susah dimengerti. Susah bagi para cowok untuk mengerti mengapa wanita bisa berdandan berjam-jam dan ribet, hanya untuk kondangan yang hanya setengah jam. Susah bagi para cowok untuk mengerti wanita yang rela menghabiskan waktu panjang hanya untuk tawar menawar harga. Susah memahami bagi kaum lelaki, ketika wanita rela mencoba berpuluh-puluh baju di toko dan tak jadi beli. Ini yang paling memalukan sebenarnya bagi cowok. Kalau sudah mencoba, baginya wajib membeli. Padahal, itu semua dilakukan untuk membangun sebuah relasi. Dia berdandan habis untuk menyenangkan dan disenangi. Dia mencari baju terbagus dengan hati-hati, agar tidak mengecewakan orang lain dan dirinya.

Sebaliknya, bagi kaum wanita, lelaki adalah makhluk mars yang tidak dibekali perasaan. Ia tidak peka dan tidak mau memahami wanita. Kaum lelaki tidak mau menghargai bangunan relasi yang selalu diusahakan wanita. Hanya mau mendekat ketika butuh saja. Padahal, cara pikir semacam itu kan berkaitan dengan tanggung jawabnya. Artinya, tanggung jawab lelaki menuntut dia untuk untuk bekerja cepat, cekatan, dan efektif. Meskipun kemudian berkaitan dengan dunia relasi, dia mengabaikan, lelaki pada dasarnya berusaha membangun relasi dengan tanggung jawabnya. Bayangkan kalau dia bekerja sembari memikirkan masalah relasi. Ya, tak kelar-kelar pekerjaannya.

Itulah sebabnya, lelaki terbiasa fokus. Dia fokus pada tanggung jawabnya. Ketika diajak berbicara, apalagi terkesan dinasehati, fokus perhatiannya akan terpecah. Jangan heran kalau kemudian dia marah dan kaget. Lelaki tak pernah salah, karena kesalahan baginya adalah kegagalan. Lelaki tidak salah ketika tersesat, tapi dia sedang berpetualang dan bermain game.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun