Namun, apa alasan yang membuat orang ingin berinteraksi dengan AI Chatbots? Terdapat 3 motivasi individu ingin menggunakan AI Chatbots yaitu, informasi, hiburan, dan sosial. Berdasarkan 3 motivasi tersebut diketahui bahwa individu dengan motivasi sosial akan lebih menjalin kelekatan dengan AI dibandingkan motivasi lainnya. Bagi individu yang memiliki motivasi sosial untuk menggunakan AI Chatbots, merasa bahwa AI Chatbots membantu mereka mengurangi rasa kesepian serta bisa membantu mereka memperkuat hubungan sosial dengan orang lain. AI Chatbots dirasa mampu membantu meningkatkan hubungan relasi dengan individu lain dengan memberikan saran, membuat individu melakukan refleksi diri, serta sebagai contoh positif interaksi dengan individu lain.
Jika didasarkan dengan teori Hirarki Kebutuhan Manusia Abraham Maslow, maka penggunaan AI companion untuk mengatasi rasa kesepian menunjukkan bahwa individu memiliki kebutuhan pada aspek Love and Belongingness (Social). Menurut Maslow, pada tahap ini individu membutuhkan persahabatan, kasih sayang, dan perasaan persaudaraan (companionship). Hal-hal ini yang dicari oleh individu yang mengalami kesepian. Jika kebutuhan itu tidak dipenuhi maka orang akan merasa cemas dan tertekan. Oleh karena itu mereka akan berusaha untuk mencari cara agar kebutuhannya bisa terpenuhi, seperti dengan berinteraksi dengan manusia atau menggunakan AI Companion.
Berdasarkan penjelasan tersebut, jelas bahwa kesepian muncul akibat kurangnya hubungan sosial. Ketika kebutuhan akan hubungan sosial tidak terpenuhi, individu cenderung mengalami stres. Dalam kondisi tersebut, mereka berupaya memenuhi kebutuhan tersebut melalui coping, dan pada kondisi ini AI berperan penting dalam membantu mengurangi rasa kesepian. Menurut Lazarus dan Folkman, coping merupakan suatu tindakan untuk mengatasi rasa stres yang dialami individu. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua individu memiliki pandangan yang sama mengenai AI. Beberapa orang percaya bahwa AI dapat mengurangi rasa kesepian, sementara yang lain meragukan efektivitasnya.
Pustaka Acuan
Biggs, A., Brough, P., & Drummond, S. (2017). Lazarus and Folkman's psychological stress and coping theory. The handbook of stress and health: A guide to research and practice, 349-364.
Brandtzaeg, P. B., Skjuve, M., & Følstad, A. (2022). My AI friend: How users of a social chatbot understand their human–AI friendship. Human Communication Research, 48(3), 404-429.
Change.org. (2021). Banyak Yang Sedang Kesepian dan Berpikiran Menyakiti Diri Sendiri? Cek Hasil Survei Kita Yuk!. Change.org. Retrieved September 6, 2024, from https://www.change.org/l/id/surveiapakabarmu
Erica, L., Pudjiati, S. R. R., & Boediman, L. M. (2024). Quietly Crowded: The Moderating Role of Positive Relationship Quality in Cyberspace on Loneliness and Subjective Well-Being in Urban Communities. ANIMA Indonesian Psychological Journal, 39(2), E03-E03.
Holt-Lunstad J (2017) The potential Public Health relevance of social isolation and loneliness: prevalence, epidemiology, and risk factors. Public Policy & Aging Report vol 27(4):127–130
Jacobs, K. A. (2024). Digital loneliness—changes of social recognition through AI companions. Frontiers in Digital Health, 6, 1281037.
Pentina, I., Hancock, T., & Xie, T. (2023). Exploring relationship development with social chatbots: A mixed-method study of replika. Computers in Human Behavior, 140, 107600.
Spiegel, T. J. (2023). Loneliness and Mood. Topoi, 42(5), 1155-1163.