Mohon tunggu...
Hero Club UBAYA
Hero Club UBAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Surabaya

Hero Club adalah oraganisasi mahasiswa magister psikologi sains Universitas Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nikah? Duh, Serem ! Perspektif Psikologi di Balik Fenomena Marriage is Scary pada Gen Z

31 Oktober 2024   22:00 Diperbarui: 1 November 2024   10:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan tidak berdaya ini dapat memicu ketakutan terhadap pernikahan, terutama karena ketidakpastian tentang masa depan hubungan yang bisa menghadirkan konflik atau ketidakpuasan. Selain itu, basic hostility dapat muncul ketika kebutuhan akan rasa aman tidak terpenuhi. Ini dapat menyebabkan individu mengembangkan ketidakpercayaan terhadap pasangan, merasa takut akan pengkhianatan atau kehilangan. Pengalaman masa lalu dengan orang tua dapat berkontribusi pada skeptisisme terhadap institusi pernikahan. Dalam konteks ini, ketakutan terhadap komitmen bisa dilihat sebagai respons terhadap kecemasan dan permusuhan yang mendalam, yang berasal dari pengalaman emosional yang belum teratasi.

 Dengan pendekatan ini, kamu bisa melihat bahwa ketakutan terhadap pernikahan bukan hanya hasil dari pengalaman pribadi, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh dinamika emosional yang lebih dalam, yang berakar dari pengalaman masa kecil.

Cara Mengatasi

m3-67230b6ced64157e0c2cc002.jpg
m3-67230b6ced64157e0c2cc002.jpg

Gambar 3 : Canva.com

 Praktik mindfulness dan peningkatan self-efficacy sangat penting. Mindfulness memungkinkan individu untuk tetap hadir dalam momen sekarang, membantu mereka mengurangi kecemasan dan mengatasi pikiran negatif tentang masa depan. Sementara itu, meningkatkan self-efficacy yakni keyakinan pada kemampuan diri untuk menghadapi tantangan dapat memberikan dorongan mental yang diperlukan untuk merasa lebih siap menghadapi komitmen. Bagi Generasi Z, penting untuk lebih bijak dalam menerima konten yang beredar di media sosial, dengan menyaring informasi agar dapat memberikan inspirasi dan motivasi positif, Dengan mengembangkan kedua aspek ini, individu dapat membangun kepercayaan diri dan pandangan positif terhadap pernikahan, menjadikannya sebagai peluang untuk pertumbuhan dan kebahagiaan, bukan sebagai sumber ketakutan.

Sumber:

 

Agusdwitanti, H., Tambunan, S. M., & Retnaningsih. (2015). Kelekatan dan intimasi pada dewasa awal. Jurnal Psikologi. 1(8), 13-14.           

 

Badan Pusat Statistik. (2024). Nikah dan cerai menurut Provinsi, 2023: Februari 2024. BPS-Statistics Indonesia.

 

Kumparan. (2024, Agustus 20). Trend Marriage Is Scary di Kalangan Gen Z, Apa Dampaknya? URL.https://kumparan.com/enricco-bintang-syahputra/trend-marriage-is-scary-di-kalangan-gen-z-apa-dampaknya-23MVrkw8S6J. Diakses pada 9 Oktober 2024.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun