Mohon tunggu...
Vicky Hasibuan
Vicky Hasibuan Mohon Tunggu... Buruh - Peneliti

Fan ekonomi pasar tapi suka dengan jaminan sosial dari sistem sosial-demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Neoliberalisme dan Teori Tradisional dalam Nalar Pendidikan

26 Februari 2018   16:51 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:26 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Althusser menyebutkan dengan teori state apperatuse dimana dengan jelas Althusser menyebutkan bagaimana dalam hal subjeknya adalah intelektual borjuis tidak hanya berhenti di pabrik namun menggunakan aparatur ideologi dan aparatur negara dalam memenangkan wacana kapitalisme sehingga apa yang dikelompokan oleh Gramsci dengan dominasi dan hagemoni bisa terbagi dengan cantik sesuai peran masing-masing.

Perang Hagemoni itu tidak hanya memiliki ruang di ranah politik saja namun dalam ranah pendidikan juga menjadi domain yang tak kalah menjadi sasaran dalam memenangkan wacana kapitalisme, dalam teorinya dimana Althusser menyebutkan pendidikan masuk dalam instrumen aparatur ideologi berfungsi memenangkan wacana kapitalisme dengan memproduksi intelektual pro ekonomi pasar melalui kurikulum dan budaya intelektual. Dalam memangkan wacana kapitalis di ranah pendidikan disini penulis menggunakan teori Max Horkheimer tentang kritik atas masyarakat modern yang menganggap bahwa ilmu pengetahuan dan proses pendidikan khusunya adalah sebuah proses bebas nilai atau Max menyebutnya dengan Teori Tradisional.

Sebuah blok historis yang dalam hal ini pun disebutkan Gramsci membutuhkan instrumen yang berfungsi menanamkan rasionalitasnya yang mana instrumen itu terletak dalam kaum intelektual yang menguasai ranah pendidikan dan bisa dengan cepat memenangkan wacana nalar dalam pendidikan yang tak ayal rasionalitas itu hanya berjalan dengan sebuah instrumen yang bersifat a historis dan netral serta positivitik yang mana hanya dimiliki oleh metode pola tradisional yang bebas nilai.

Max sendiri mengkritik bahwa teori tradisional telah menjadikan manusia bersifat positivitik dan cenderung menganggap bahwa proses ilmu pengetahuan adalah proses murni tanpa nilai apapun, nalar tradisional yang berpikir bebas nilai inilah yang dianggap penulis sebagai suatu budaya negatif yang menyebabkan budaya dialektika dalam melihat sebuah fenomena sosial politik dari sisi pendidikan adalah sebuah fenomena mandiri padahal seharusnya logika dialektik atau kritis menjadi tolak ukur bahwa neoliberalisme tidak lahir tanpa dampak serta intrik dimana parasit sosial bernama masyarakat penerima subisidi pemerintah dianggap sebagai pemalas.

Nalar tradisional ini selaras dengan bagaimana Trotsky menggambarkan kaum intelektual dalam karyanya Stalinisme dan Bolshevikisme sebagai kaum yang tidak memiliki keterikatan dengan masyarakat dan cenderung bergerak ketika rasionalitas dan budaya intelektual mereka ternodai. Berkaca bagaimana kaum intelektual bersifat reformis dalam menanggapi isu korupsi dan UU MD3 sendiri tak ayal membenarkan bagaimana blok historis yang dicanangkan kaum borjuis telah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

Freire pun tak ayal menggambarkanya fenoma nalar pendidikan dengan teori tradisional sebagai metode pendidikan bank yang justru mengasingkan manusia dari dirinya sendiri. Disaat itulah Max mewacanakan "pensucian" dengan beranggapan bahwa teori kritik harus digunakan untuk membebaskan manusia dari keterasingan khusunya dalam ranah pendidikan dan intelektual sehingga sifat netral dan a historis masyarakat yang dibawa teori tradisional dalam nalar pendidikan bisa dibendung. Dalam hal ini kita harus sadar melihat bahwa ilmu bukanlah hal yang bebas nilai karena ilmu adalah hal empiris yang berawal dari subjektivitas manusia sehingga domain dari ilmu adalah manusia yang mana manusia sendiri bergerak atas dasar faktor tertentu.

Neoliberalisme yang mana dalam hal ini menjadi penyokong dalam terbentuknya blok historis sendiri harus disadari telah mengasingkan manusia sehingga menerima dan terlihat membantah argumen Marx bahwa kapitalisme telah cukup akan menghasilkan penindasan sehingga masyarakat akan bergerak melakukan revolusi justru malah menciptakan situasi dimana neoliberalisme tidak tergoyang namun Gramsci, Althusser dan Max Horkheimer membongkar pemikiran tersebut dengan menjawab bahwa kapitalisme yang dalam hal ini melalui neoliberalisme tidak serta merta tidak menciptakan saratnya dan tidak mereproduksi saratnya untuk membuat kapitalisme duduk nyaman. Melalu teori Gramsci, Althusser maka seorang Max Horkheimer melanjutkan tradisi dialektik dengan menjelaskan adanya faktor teori tradisional yang berpengaruh melalui peran hagemoni dan dilaksanakan oleh aparatur ideologi negara dalam membuat sebuah blok historis yang mapan.

Disinilah titik yang menjadi kritik bagaimana kita menjelaskan kenapa Neoliberalisme bisa menjalin hubungan dengan para intelektual dalam ranah pendidikan dikarenakan posisi positivitik yang diambil dalam memandang sebuah ilmu pengetahuan atau pendidikan adalah suatu yang bebas nilai bermanfaat untuk membuat batu karang pegangan bagi sistem ekonomi yang sesungguhnya mengasingkan manusia tersebut, kedok ideologis melalui sistem teori tradisional pada dewasa ini haruslah dibongkar dengan apa yang disebut oleh Gramsci dengan intelektual organik melalui teori kritik sehingga sebuah pendidikan punya keberpihakan dimana yang dalam hal ini berpihak kepada mereka yang tertindas dan terasing bukan melayani kepentingan pasar semata.

Sumber :

David Harvey -- Neoliberalisme dan Restorasi Kelas Kapitalis

Muhadi Sugiono -- Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembanguna Dunia Ketiga

Louis Althusser -- Ideologi dan Aparatur Ideologi Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun