Mohon tunggu...
Herninda Mutiara
Herninda Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Kebebasan yang Terarah: Strategi Pengajaran untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 6 Yogyakarta"

28 Desember 2024   22:58 Diperbarui: 28 Desember 2024   23:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran di Kelas XI F6

Oleh: Herninda Mutiara Trisna, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yogyakarta, Kompasiana - Memberikan ruang kebebasan kepada siswa dalam proses belajar menjadi hal yang utama dalam dunia pendidikan saat ini. Banyaknya perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh siswa membuat guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran. Pendekatan melalui pemberian kebebasan dianggap menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, memberikan kebebasan kepada siswa juga akan membangun kepercayaan diri dan meningkatkan kemandirian siswa. Di sisi lain, pemberian kebebasan dalam belajar juga perlu diimbangi dengan arahan yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Saat melakukan praktik mengajar di SMA Negeri 6 Yogyakarta khususnya di kelas XI, saya mengamati bahwa karakteristik dan gaya belajar yang dimiliki siswa berbeda-beda. Hampir setiap siswa yang ada dalam satu kelas memiliki gaya belajar dan karakteristik yang berbeda. Hal itu membuat seorang guru harus bisa memberikan pengajaran dengan menyesuaikan gaya belajar dan karakteristik siswa. Apabila guru tidak dapat mengimbangi hal tersebut, maka pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. Hal itu dikarenakan siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan gaya belajarnya. Maka, dampak yang akan terjadi adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Kemungkinan buruk yang akan terjadi seharusnya dapat dicegah oleh guru saat akan mengajar. Guru harus bisa memberikan ruang kebebasan belajar bagi siswa agar mereka bisa mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Terkhusus juga saya yang saat itu melakukan praktik mengajar, saya harus menyiapkan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar dan karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa. Melalui hal itu, siswa nantinya diharapkan dapat semakin berpikir kritis, meningkatkan motivasi dalam belajar, melatih tanggung jawabnya, meningkatkan kekompakan dengan teman, serta dapat menyesuaikan gaya belajar mereka sendiri. Dengan memberikan ruang kebebasan belajar bagi siswa, maka nantinya guru akan menjadi fasilitator. Nantinya siswa akan dengan sendirinya menemukan kenyamanan belajarnya dan guru akan menjadi pendamping bagi siswa saat belajar.

Pada dasarnya, siswa yang duduk di bangku SMA sudah bisa diajak berkompromi dengan baik oleh guru. Apalagi di jaman yang sudah serba modern saat ini, siswa akan bisa lebih cepat tanggap terhadap sesuatu. Melalui kondisi itu, guru cukup memberikan arahan dan pendekatan yang sesuai agar siswa mampu memahami terlebih dahulu dan melalukan aktivitasnya secara mandiri. Selain itu, guru juga harus memastikan bahwa arahan yang diberikan sudah dipahami dengan baik oleh siswa. Jadi, siswa akan lebih nyaman mengkuti proses belajar apabila diberi ruang kebebasan dibanding siswa harus selalu mengikuti perintah dari guru. Jika guru dapat memberikan kebebasan belajar yang baik, maka nantinya karakteristik siswa juga akan terbentuk menjadi baik. Mereka akan menemukan minat dan bakatnya sendiri di dalam proses belajarnya, sehingga akan menjadi siswa yang berkualitas.

Memberikan kebebasan belajar merupakan hal yang sudah diimplementasikan di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Sudah ada beberapa contoh implementasi yang berhasil meningkatkan partisipasi siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dalam proses pembelajaran. Saat itu, saya juga turut melihat secara langsung bahwa siswa mampu berpartisipasi dengan baik saat mengikuti pembelajaran. Implementasi tersebut di anataranya adalah saat saya memberikan proyek berbasis penelitian kepada siswa, seperti mempelajari fenomena yang sedang terjadi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saat itu, saya  mendorong diskusi yang terbuka kepada para siswa, sehingga siswa bisa bebas mengungkapkan pendapatnya mengenai isu-isu terkini. Kemudian, para siswa dengan kritis dan aktif menanggapi isu-isu tersebut dengan argumen yang mereka miliki. Dalam hal ini sudah terlihat bahwa memberikan ruang kebebasan bagi para siswa akan meningkatkan partisipasi siswa saat mengikuti proses pembelajaran. 

Dalam melaksanakan pembelajaran, SMA Negeri 6 Yogyakarta sudah menggunakan beberapa platform digital untuk membantu keberlangsungan pembelajaran. Platform digital yang sudah digunakan dan diimplementasikan oleh guru dan siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta meliputi Google Classroom, Canva, Youtube, Wheel Of Names, Quizizz, Databoks, dan masih banyak lagi. Platform-platform tersebut sering digunakan oleh guru dan siswa saat proses pembelajaran. Bahkan, saat saya melakukan praktik mengajar di kelas, saya juga menggunakan beberapa media digital, seperti Youtube dan Quizizz. Saat saya menggunakan media digital, para siswa juga turut aktif berpartisipasi mengikuti pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu dilatih untuk mengikuti perkembangan digital, sehingga para siswa akan semakin kritis dan tidak bosan saat mengikuti pembelajaran. Selain itu, penggunaan media digital juga bisa memberikan banyak pilihan kepada guru dan siswa. Melalui hal itu, maka proses pembelajaran bisa disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik siswa. Seperti halnya memberikan penugasan, memberikan materi, serta melakukan refleksi dapat dilakukan oleh guru melalui media digital. Seluruh siswa tentunya juga dapat mengakses dengan leluasa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Di sisi lain, guru juga dapat melakukan strategi pengajaran yang efektif untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6 Yogyakarta. Strategi yang dapat dilakukan, yaitu dengan melibatkan pendekatan yang interaktif dan berbasis kolaborasi. Saat saya melakukan praktik mengajar di kelas XI, saya memulai dengan memberikan ice breaking. Kemudian, saya memberikan beberapa pertanyaan dan dilanjutkan dengan menerapkan metode diskusi kelompok kecil. Hal ini bertujuan untuk mendorong siswa agar dapat berpendapat dan bekerja sama dalam memecahkan suatumasalah. Selain itu, saya juga mengajak para siswa untuk menggunakan beberapa media pembelajaran digital yang sudah populer bagi siswa. Implementasi media digital yang saya gunakan adalah Google Classroom, Google Dokumen, Canva, Youtube, serta Quizizz. Lalu, saya juga memberikan royek berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan tujuan agar siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan situasi di dunia nyata. Hal ini nantinya akan membuat siswa menjadi termotivasi untuk berkontribusi aktif dalam proses pembelajaran.

Kebebasan yang terarah menjadi pendekatan yang sangat efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar. Banyaknya kebebasan yang diberikan guru kepada para siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta membuat sekolah ini mencetak banyak prestasi. Siswa selalu dibebaskan untuk menentukan bakat dan minatnya dalam akademik maupun non akademik. Selanjutnya, pilihan tersebut didukung, difasilitasi, serta diberikan arahan oleh para guru agar dapat dilakukan dengan baik oleh para siswa. Saat siswa mampu menggunakan ruang kebebasan dengan baik, maka saat itulah para siswa akan mencapai banyak prestasi. Selain itu, penting juga bagi guru untuk menciptakan suasana kelas yang inklusif, sehingga setiap siswa akan merasa dihargai tanpa dibedakan satu dengan yang lainnya. Penghargaan kepada siswa dapat diberikan dengan memberikan umpan balik yang positif dan apresiasi terhadap partisipasi siswa. Strategi ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan keaktifan belajar, namun juga diharapkan mampu membangun keterampilan berpikir kritis dan komunikasi siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun