💎💎💎💎💎💎💎💎
💜💜💜
Kisah ini diambil dari perjalanan kisah seorang guru inspiratif yang terus belajar dan berjuang melawan penyakitnya.
Namanya Bu Titin seorang guru yang mengajar sebuah SDIT di kota Malang .
Penampilannya yang bersahaja tapi selalu rapi dan estetik .Bu Titin selalu menyapa para muridnya dengan ramah.Bu Titin merupakan sosok guru yang dirindukan oleh murid muridnya.Bahkan kepala sekolahnya juga sangat mengapresiasi kinerjanya yang rapi dan teratur.
Bu Titin mengajar murid muridnya dengan ikhlas tanpa kenal lelah .Dan di sekolah pun banyak yang mengakui kerjanya juga cekatan .
Tiap pagi Bu Titin berangkat ke sekolah bersama anaknya yang masih kelas satu SD yang bersekolah di SDIT tempat Bu Titin mengajar .Suaminya tip pagi selalu mengantar Bu Titin dan anaknya sampai ke gerbang sekolah.
Di rumah juga Bu Titin selalu memasak menu kesukaan suami dan anak anaknya.Sehingga keluarga ini pun sehat sehat semua .Bu Titin membiasakan masak yang bergizi dan selektif terhadap makanan .
Pada suatu waktu Bu Titin mempunyai acara yang sangat padat, yaitu mempersiapkan acara perpisahan untuk kelas 6 dan juga kegiatan PPDP tentunya banyak rapat rapat dan koordinasi dengan banyak pihak.Dan di rumah pun juga banyak tetangga yang hajat dan juga ayah Bu Titin yang baru saja berpulang . Berawal dari sinilah Bu Titin merasa kecapean yang sangat .
Bu Titin mulai merasa badannya kurang fit tetapi Bu Titin tetap berusaha masuk sekolah untuk mengajar.
Pada saat Bu Titin merasa sakit dan lemas Bu Titin batuk batuk sering sekali maka Bu Titin pun izin untuk tidak mengajar dulu .
Bu Titin berobat ke Rumah sakit setelah dicek Bu Titin pun terkejut karena gula darahnya sangat tinggi .
Bu Titin pun sering berdoa Ya Alloh sembuhkan penyakitku ini .Ya Alloh anak hamba masih kecil ,hamba ingin mendampinginya hingga dewasa."
Malam malam selanjutnya Bu Titin merasakan sakit yang sangat dan dirawat di rumah sakit besar di kota Malang.
Dua hari dirawat di Rumah sakit ada berita yang sangat mengejutkan.Suami Bu Titin mengabarkan,"Innalillahi wainna ilaihi rojiun.Telah berpulang ke Rahmatullah istri saya Titin Suwarti binti Kartowiyono.Semoga almarhum Husnul khotimah.
Pelayatpun sangat banyak untuk berbela sungkawa.Anak Bu Titin pun yang masih kelas satu SD sangat sedih.Dan sering ngajak ngomong dengan budhenya," Budhe kenapa harus ibu aku yang meninggal,apa nanti aku tidak bisa bertemu lagi.'
Budenya pun menjawab,"Kita semua ini akan kembali kepada Alloh , tinggal menunggu gilirannya dipanggil." Kita sama sama berdoa ya semoga Alloh kumpulkan kita nanti bersama keluarga yang kita cintai di syurgaNya.Aamiin"
**
Berlian Khoirunisa yang sekarang sekolah di pesantren tahfidz Qur'an kelas 1 SMA.
Haru biru jadi satu saat menyaksikan Nisa keponakan tersayang memberikan bunga mawar segar di peristirahatan ibunya.
Nisa pun mengusap batu nisan ibunya dengan lembut.Dan berkata lirih,assalamualaikum ibu ini aku datang Bu.Buu aku akan wujudkan impianmu ,menjadi hafidz Qur'an agar aku bisa memberikan hadiah untuk ibu mahkota berlian di syurga nanti.Bu alhamdulillah aku sudah SMA dan
Alloh berikan kemudahan untuk menghafal sepertiga dari Al Qur an.Insyaalloh aku akan ingat terus Nasihat ibu.
Sebelum beranjak dari makam ibunya, Nisa pun berdoa dengan khusuk dan panjang.
Yaa Alloh sepuluh tahun sudah berlalu tanpa sosok ibuku yang hebat.
Yaa Alloh kuatkanlah aku.
Agar aku bisa terus mendoakan ibuku.
Yaa Alloh ampunilah dosa ibuku dan kasihanilah ibuku yaa Alloh sebagaimana ibuku menyayangiku semenjak kecil.
Yaa Alloh terangilah tempat tinggal ibu.Ya Alloh terimalah amal amal ibuku.
Yaa Alloh muliakanlah ibuku di syurga Firdaus.
Aku dari tadi mendampingi keponakanku satu ini di makam pun berusaha untuk menahan air matanya.Sambil senyum tipis kupeluk Nisa dan memberikan tos semangat padanya.Sambil berucap ,"Masyaalloh super sekali Berlian KhoiruNisa ,kamu memang berlian ibumu.
"Bude ,aku bangga punya ibu yang hebat.Kalau aku ingat pagi pagi sarapan dan bekel makanan untuk ke sekolah selalu tersedia.PR ku dilihat ’selalu,bacaan quranku disimak selalu,rajin setrika sampai sampai lap juga ngga ada yang tidak’ digosok.Cerewetnya itu yang bikin aku kangen ibuku.Ibuku orangnya semangat bude.Doakan aku ya bude agar bisa meneruskan perjuangan ibuku . Bude akan terus mendoakan mu selalu.Semoga engkau menjadi anak yang soliha dan Hafidzah dan berguna untuk bangsa dan agama Aamiin.
Saat mau meninggalkan makam ,Nisa pun mengucapkan.Assalamualaikum ya Buu.Aku pulang dulu.Semoga kita bisa bertemu di syurga ya nanti.
Berlian Khairunnisa,sebuah nama yang indah dari ibumu Nisa yaitu almarhumah Bu Titin .Aku melanjutkan cerita tentang ibunya yang merupakan adik .Ibumu itu sosok guru multi talent ( serba bisa ) Nis .Banyak sekali mendapat piagam penghargaan .Waktu itu dari sekolahnya tempat ibumu mengajar akan memberikan kejutan yang luar biasa namun Alloh lebih sayang kepada ibumu.Teruskan perjuangan ibumu yaa .Buatlah ibumu bangga di alam sana.
"Iya Insyaalloh bude.Nisa selalu merindukan ibu .Nisa selalu ingat nasihat ibu.Nisa akan selalu ingat kenangan bersama ibu".
💜💜💜💜
Untuk ibu ibu hebat
Semoga lelahmu sebagai ladang pahalamu.
Semoga permata hatimu menjadi penyejuk matamu.
Engkau sesejuk embun pagi dan sebening kaca bagi permata hatimu.
Senyummu di saat sulit bukti kesabaranmu.
Semoga syurga Firdaus balasan pengorbananmu .
💐💐💐💐💐
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Kisah ini diambil dari kisah nyata almarhum Bu Titin, Alfatiha .Dan ananda Berlian Khoirunisa di ponpes Modern kota Malang.
Sekilas tentang penulis
Hernik Triwiati seorang pengajar dan suka bersosialisasi dengan ibu ibu khususnya orang tua murid.
#belajarmenulisbarengpakCah
Sumber :
Gambar Ilustrasi 1, Gambar Ilustrasi 2, Gambar Ilustrasi 3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H