Mohon tunggu...
Herni
Herni Mohon Tunggu... Guru - Guru yang dikelilingi anak-anak

menemukanmu lewat menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati

26 Desember 2024   10:27 Diperbarui: 26 Desember 2024   11:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : PEXELS/Ino.com

Pesan itu tertulis rapi, tertata apik dalam susunan kalimatnya. Aku terkesima, juga terharu karena melalui pesan itu, aku kembali diingatkan untuk tidak boleh menyerah dan berputus asa untuk memiliki satu hati. Satu hati yang akan kujadikan sebagai tempat pulang tatkala aku jenuh dan sumpek dengan semua rutinitas dan aktivitas yang menyebalkan.

Satu hati yang akan selalu mendengar setiap cerita dan curhatku dengan seksama. Satu hati yang akan selalu menaruh hatinya hanya untuk aku seorang. Satu hati yang walaupun marah sampai meledak, tidak akan pernah meninggalkanku. Satu hati yang akan selalu menemaniku dalam setiap helaan napas, hingga maut yang akan memisahkan.

"Kembali bersemi rindu yang pernah kurapalkan dalam doa dan asa, walaupun masih terhalang restu orangtuamu, aku tak akan pernah pergi dari hadapanmu. Aku tak akan melunturkan niat suci kita untuk bersama sebagai pasangan. Jangan pernah berputus asa untuk kita berdua meraih dan memiliki satu hati yang utuh, walau masih banyak penolakan dari keluarga besarmu akan hadirnya diriku, aku tak akan pernah pergi, aku tak akan pernah meninggalkanmu. Itu janjiku yang sudah terpatri dalam doa-doa kita. Semoga Tuhan merestui dan membuka jalan dan memberi segala kemudahan bagi kita berdua untuk boleh mencicipi manisnya madu dalam ikatan pernikahan suci", tulis seseorang di dalam pesan itu yang masih kusimpan rapi dalam ingatan.

"Kita tidak saja merindu dalam doa, tapi kita akan terus berjuang dan berusaha untuk menikah. Itu ujian dan tantangan terberat yang akan kita lalui bersama, yang akan kita hadapi bersama-sama. Tuhan, panjangkan usianya untukku, akan kusisakan napasku hanya untuk kamu supaya kamu selalu ada dan hidup dalam doa-doa kita. Ingin kubawa dia ke tempat yang paling terindah dan ternyaman yaitu satu hati. Kamu adalah satu hati", sambung pesan itu diakhir pesan-pesan yang sudah kubaca. (*)

Jakarta, 25-26 Desember 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun