Berada di pos memasak berarti saya akan bertemu dengan orang-orang yang suka memasak. Kalau saya sih bagian motong-motong bawang merah saja. Hehehe... Kami harus memasak daging yang sudah disiapkan bagian pemotongan untuk menjadi masakan siap saji bagi sekitar 800-an orang. Waktu itu kami membuat dua menu, krengsengan dan gulai.
Nah, di sini saya dikenalkan dengan seorang warga non muslim yang ternyata sudah bertahun-tahun berada di pos ini saat kegiatan Idul Qurban. Kok bisa? Teman saya tadi menjelaskan kalau ibu non muslim itu pandai memasak, resepnya pas di lidah. Yang paling penting adalah ia suka rela menyediakan dirinya sebagai chef tanpa tendensi apa-apa. Tidak berbayar pula.
Dari cerita saya di atas tadi, bisa diambil kesimpulan bahwa keberagaman itu memang harus diterima dengan baik agar tercipta harmoni. Keberagaman bisa dimulai dari hal-hal kecil di masyarakat. Organisasi PKK, contohnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H