Hai Kompasianer, Ramadhan sebentar lagi dan setelah selesai Ramadhan kita akan menikmati hari kemenangan atau biasa disebut Idul Fitri.
Idul Fitri atau lebaran adalah hari kemenangan atau kegembiaraan bagi umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa.
Idul fitri biasanya akan dimulai pada Sholat Ied di pagi hari dan setelah Sholat Ied selesai kita akan bersalam salaman dengan tujuan saling memaafkan dengan kedua orang tua,sanak saudara juga tetangga.
Tetapi ada yang menarik ketika acara tersebut telah selesai,sering kita temui bahwa anak anak mendatangi kita untuk bersalam salaman,tentunya untuk bersilaturahmi. Setelah bersalaman dan bermaafan dengan pemilik rumah, barulah sang tuan rumah akan memberi uang baru saku lebaran saat berpamitan pulang.
Tradisi tersebut telah turun temurun mendarah daging di masyarakat,tapi yang menjadi pertanyaan,siapakah penemu tradisi tersebut ?
Menurut penulis, kemungkinan tradisi memberikan uang baru itu terpengaruh oleh budaya China, yaitu memberikan angpao seperti layaknya saat Tahun Baru Imlek.
Yang namanya pengaruh memang tanpa kita sadari.Karena kalau sudah menjadi tradisi kita akan menganggap sebagai bagian dari cara hidup atau kebiasaan kita yang bersumber dari nenek moyang kita secara turun temurun.
Bisa saja pemberian uang baru di saat lebaran merupakan semangat berbagi atau bersedekah dan juga ucapan rasa syukur telah berhasil menjalani puasa sebulan lamanya sesuai yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Namun bagaimanapun juga tradisi memberikan uang saku lebaran adalah salah satu hal yang paling dinantikan oleh anak-anak saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H