Mohon tunggu...
Hernandani AriMurti
Hernandani AriMurti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Saya sangat menyukai musik dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Filsafat Itu Menyenangkan

17 Desember 2022   14:54 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 10.0px 0.0px; font: 15.0px Times; color: #000000; background-color: #ffffff}

Apakah belajar filsafat itu menyenangkan? Kenapa kita perlu belajar Filsafat? Tentu mempelajari filsafat adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, karna dengan mempelajari filsafat, kita bisa mengetahui asal muasal sesuatu yang 'ada'. Belajar filsafat diperlukan dikehidupan kita agar kita mengetahui makna atau arti dan asal usul dari segala hal yang berada disekitar kita. Agar kita mengetahui kenapa belajar filsafat itu menyenangkan, mari kita bahas sedikit mengenai apa itu Filsafat dan Sejarah Filsafat. Ada banyak sekali cabang filsafat yang dapat dipelahari. Secara garis besar, filsafat dibagi menjadi beberapa cabang, berikut adalah cabang-cabang filsafat:
- Filsafat Ilmu

- Filsafat Keseluruhan Kenyataan

- Filsafat Tindakan

- Sejarah Filsafat

Filsafat bukanlah suatu disiplin ilmu, jadi tidak ada batasan untuk mempelajarinya, filsafat akan terus berkembang selama waktu di bumi masih berjalan. Perjalanan pengembangan ilmu filsafat dimulai pada Zaman Yunani kuno, tahap ini merupakan tahap terpenting dari sejarah filsafat untuk perkembangan manusia, karna pada masa ini, pemikiran manusia berubah, dari yang awalnya berpikir menggunakan pola pikir mitosentris yang menjujung mitos untuk menjelaskan semua kejadian alam dibumi, semenjak munculnya filsuf pertama yaitu Thales (624-546 SM). Pendapat yang pertama kali ia kemukakan adalah tentang asal usul alam yang menurutnya berasal dari air karna air merupakan sumber terpenting untuk kehidupan manusia. Setelah gebrakan yang pertama kali dibuat oleh Thales ini, muncullah banyak pemikiran-pemikiran baru mengenai asal-usul segalanya yang ada. Beberapa zaman telah dilalui dan jumlah para filsuf terus bertambah. 

Filsafat mencapai puncak keemasan nya yaitu pada zaman Socrates (470-400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Mengapa zaman ini disebut zaman keemasan? Sokrates merupakan seorang guru yang mengajarkan filsafat kepada murid-muridnya secara sukarela dengan niat mereka dapat melanjutkan pemikiran para filsuf dan menjadi penerusnya tanpa harus bersusah payah membayar ilmu mereka kepada Sokrates dengan menjadi penerusnya, namun karna hal ini lah Sokrates dianggap mengajarkan ajaran sesat dan banyak mendapat penentangan dari masyarakat Yunani, mereka menganggap apa yang telah diajarkan Sokrates telah menentang kekuatan dewa dan kepercayaan Mereka selama berabad-abad sebelumnya, oleh karna itu Sokrates dijatuhi hukuman mati dan meminum racun diumur 70 tahun. 

Sedangkan Plato adalah murid setia Socrates, dia terus mengembangkan pemikiran dan ajaran-ajaran yang Socrates ajarkan secara sukarela, Plato membuat banyak pemikiran baru yang masih kita pakai hingga sekarang. Sebagai contoh adalah pemikiran Plato mengenai dunia tempat tinggal manusia. Baginya, manusia sesungguhnya berada di dua dunia, dunia pengalaman yang sifatnya tidak tetap dan dunia ide yang sifatnya tetap, dari dua dunia ini, menurut Plato dunia yang sesungguhnya adalah dunia ide. Selain contoh tersebut, hal yang paling terkenal dari filsuf Plato adalah "Analogi Gua Plato".

Sama halnya dengan Socrates, Plato juga memiliki murid, yaitu Aristoteles, tetapi Aristoteles seringkali tidak sependapat dengan apa yang ia peroleh dari Plato. Menurut Aristoteles, ide bukanlah berada di dunia abadi tetapi ide terletak pada kenyataan atau unsur itu sendiri. Karya Aristoteles merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia sekarang. Karya-karya nya mecakup logika, politik, metafisika, etika, psikologi, retorika dan poetika, serta politik ekonomi.

Nah, dari kilas balik tersebut mengenai filsafat, apakah menurut anda pembelajaran filsafat itu menyenangkan? Tanpa mempelajari filsafat, kita tidak akan mengerti kenapa kita mempelajari suatu hal, darimana asal kita, dan apa makna dari setiap benda atau unsur yang berada disekitar kita. Belajar filsafat mungkin sulit karna begitu banyak istilah baru yang jarang didengar oleh orang awam, tapi istilah-istilah tersebut dapat kita pelajari seiring berjalannya waktu sebagaimana tokoh-tokoh filsuf membuat perkembangan. Yuk lanjutkan perjalanan para filsuf dengan terus belajar filsafat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun