Mohon tunggu...
Hermi Putriati
Hermi Putriati Mohon Tunggu... -

just an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemiskinan Tak Selamanya Tercela

9 April 2012   07:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:50 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Begitupun masalah Kemiskinan, jauh di luar nalar kita ternyata terciptanya si Kaya dan si Miskin mengandung hikmah yang luar biasa. Di mana melalui ujian kekayaan dan kemiskinan Allah tetapkan adanya pahala dan dosa, lalu yang sangat mengagumkan ialah dengan ditetapkanNya kewajiban ber-zakat bagi  si Kaya & anjuran bersedekah kepada si miskin sehingga berjalanlah syari'at sesuai sunnatullah (ketentuan ALLAH).

ALLAH menetapkan siapa yang Kaya dan Miskin dengan Adil

Mari kita lihat sejenak beberapa Firman ALLAH Ta'ala berikut :

- Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari ni’mat Allah (*catatan kaki: ayat ini salah satu dasar ukhuwah dan persamaan dalam Islam) (QS 16: an Nahl ayat 71)

- Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya. (QS 17: al Israa’ ayat 21)

- Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.(QS 17: al Israa’ ayat 30)

- Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yanglain." (Q.S Annisa ayat : 32)


- dan hadits berikut ini, Nabi shallallahu  'alayhi wasallam bersabda,

Demi Allah, sebenarnya bukanlah kemiskinan yang aku takutkan akan  membahayakan kalian. Akan tetapi, yang kutakutkan adalah apabila dunia telah dibentangkan pada kalian, sebagaimana telah dibentangkan pula bagi orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun akhirnya  berlomba-lomba untuk meraih dunia sebagaimana orang-orang terdahulu berlomba untuk mendapatkannya. Akhirnya kalian pun akan binasa, sebagaimana mereka binasa. ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa kemiskinan bukanlah perkara yang ditakutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, yang membuat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam takut adalah apabila manusia sudah terpesona dengan dunia dan akibatnya mereka melanggar batasan-batasan Allah dan terjerumus dalam kubangan maksiat.

Nah, dari paparan di atas saya rasa telah jelas bahwa alangkah berlebihan ketika seseorang berpendapat bahwa kemiskinan di negeri ini harus diberantas/dientaskan, sebab sampai kapanpun yang namanya si miskin dan si kaya itu akan tetap ada sebagai salah satu sarana bagi keberlangsungan hidup ini. Dan itu sudah termakhtub sebagai ketentuan dari sang Maha Pengatur Kehidupan.

Yang perlu diingat pula bahwa siapapun,  Anda  atau saya berpotensi untuk menjadi Miskin atau Kaya jika ALLAH berkehendak, sehingga kita semua haruslah siap untuk takdir itu. Dan yang terakhir dan terpenting adalah bahwa keutamaan/keistimewaan status sosial tidaklah terletak pada Kekayaan semata, akan tetapi siapapun akan menjadi istimewa dan berada dalam kemuliaan akhlak manakala menjadi "Si Kaya yang Bersyukur dan Si Miskin yang Bersabar".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun