Selain itu, Mario Dandy melakukan tindakan tersebut demi mengatasi inferioritas dalam dirinya, yang mana untuk menghilangkan merasa rendah diri dan tidak berharga yang dimilikinya, dengan cara menonjolkan superioritas yang dimilikinya, karena merasa dirinya lebih hebat dibandingkan orang lain, supaya orang lain dapat melihat kehebatan dan kekuatan yang dimilikinya https://glints.com/id/lowongan/superiority-complex/ (Glints.com, 2023). Hal ini merupakan bentuk dari kesombongan dan sifat merasa ingin lebih dari orang lain. Mario melakukan hal tersebut tanpa menyadari bahwa apa yang dilakukannya ini selain membahayakan korban juga dapat merugikan diri sendiri, karena harus menanggung akibatnya. Oleh sebabnya, dapat dikatakan juga bahwa bila dikaitkan dengan Teori Sigmund Freud, dapat diindikasikan bahwa Mario memiliki id yang tinggi, sehingga memungkinkannya melakukan perbuatan diluar batas akal, nalar, tanpa berpikir terlebih dahulu akan dampak yang bisa ditimbulkan dan dirasakan dari perbuatannya itu https://kumparan.com/berita-hari-ini/teori-kepribadian-menurut-sigmund-freud-1ww5oCJ3oJu (Kumparan.com, 2021). Hal ini mengacu pada perbuatan primitif yang dilakukan tanpa berpikir secara rasional. Hal ini dibaluti dengan rasa emosional yang tinggi, mengakibatkan terjadinya perbuatan penganiayaan tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang dilakukan Mario Dandy dalam menganiaya David Ozora, merupakan perbuatan yang dapat didasari oleh dua kemungkinan motif, yakni motif emosional karena meledaknya amarah sebagai akibat dari foto ciuman yang diunggah David, maupun karena motif instrumental, untuk memperoleh pengakuan dan kekaguman dari orang lain atas dirinya. Hal ini mengindikasikan bahwa Mario memiliki sifat superioritas yang tinggi, agar dirinya dapat mendapatkan pengakuan yang dia harapkan dari orang lain, beserta dengan pemenuhan kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang dilakukan dengan cara yang salah. Hal ini melahirkan pada perbuatan yang primitif, tanpa didasari pertimbangan dan pemikiran yang rasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H