Mohon tunggu...
Herma Yulia
Herma Yulia Mohon Tunggu... Guru - SMPN 1 OKU

Guru yang ingin mengembangkan kompetensi dan mengikuti perkembangan kodrat zaman anak-anak didik saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3 "Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid"

30 Mei 2023   21:11 Diperbarui: 30 Mei 2023   21:22 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi_canva

Tak terasa telah tiba dipenghujung Pendidikan Guru Penggerak, selama 6 (enam) bulan mengikuti pendidikan ini. Begitu banyak inventarisasi ilmu yang ditambahkan sebagai pengembangan kompetensi diri sebagai pendidik dan sebagai pemimpin pembelajaran. Sangat bangga sekali telah menyelesaikan pendidikan ini dengan berbgai ilmu yang didapat disetiap modulnya. Karakteristik dan kekhasan ilmu pada setiap modul merupakan asupan energi dalam menjalankan perubahan untuk pendidikan dan pengajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Dimana sejatinya pendidikan adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan murid untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Pada modul 3.3 ini jurnal refleksi dwi mingguan yang akan saya sampaikan menggunakan model refleksi Connection, challenge, concept, change (4C). Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:

1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?

2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?

3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

4) Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

Merefleksi pada pembelajaran pada modul-modul sebelumnya, modul ini merupakan pengimplementasian terhadap modul sebelumnya, di modul 1 mempelajari mengenai paradigma dan visi guru penggerak, bila kita kaitkan dengan modul 3.3 ini, disini kita mengimplementasikan paradigma dan visi yang telah kita rancang untuk mengembangkan dan mengelola program yang berdampak positif pada murid sesuai dengan visi yang telah kita susun. Begitupun modul 2 mengenai praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, dikaitkan dengan materi modul 3.3 ini memang sangat selaras sekali, program yang kita kelola atau kita kembangkan merupakan program yang bermuara pada kebutuhan murid. Kita selaku guru penggerak memiliki peran yang teramat penting untuk mendobrak perubahan, kemampuan kita berperan sebagai guru yang berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif dapat menyegerakan dan mengelola program yang berdampak positif pada murid.

Pada materi ini juga dibahas mengenai kepemimpinan murid. Kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran kita adalah:

  1. Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
  2. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka

Albert Bandura dalam artikelnya, Toward a Psychology of Human Agency (2006) mengatakan, bahwa menjadi seorang agent (seseorang yang memiliki agency) berarti orang tersebut secara sengaja mempengaruhi fungsi dan keadaan hidup dirinya. Bandura juga mengatakan bahwa ada empat sifat inti dari human agency, yang dalam modul ini kita singkat dengan akronim IVAR untuk memudahkan mengingat, yaitu:

  • I - Intensi = Kesengajaan (intentionality). Seseorang yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tetapi di dalam niat mereka sudah termasuk rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya.
  • 2. V - Visi = Pemikiran ke depan (forethought). Pemikiran ke depan di sini bukan hanya sekedar rencana yang mengarahkan masa depan.
  • 3. A - Aksi = Kereaktifan-diri (self-reactiveness). Seseorang yang memiliki agency, bukan hanya seorang perencana dan pemikir ke depan. Mereka juga seorang pengendali diri (self-regulator).
  • 4. R - Refleksi = Kereflektifan-diri (self-reflectiveness). Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya.

Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif, dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika murid menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara alamiah mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Ketika pada saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. Sedangkan di dalam profil pelajar pancasila telah tertuang visi dan harapan yang diharapkan untuk tujuan pendidikan di Indonesia, kepemimpinan murid merupakan suatu pengembangan profil yang positif bagi murid dan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila.

Noble et al (2008) menjelaskan bahwa kesejahteraan siswa yang optimal adalah sebuah keadaan emosional yang berkelanjutan yang dicirikan dengan (terutama) suasana hati dan sikap yang positif, hubungan positif dengan murid lain maupun guru, daya lenting atau ketangguhan, pengoptimalan kekuatan diri, serta tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pengalaman belajar mereka di sekolah Menyadur apa yang disampaikan oleh Noble tersebut, maka lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah:

  • Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. Lingkungan yang seperti ini akan membuat murid mampu dan berkeinginan untuk melakukan hal-hal secara positif untuk dirinya sendiri serta memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya.
  • Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah.
  • Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Lingkungan ini akan memungkinkan murid untuk memiliki determinasi diri yang kuat dalam proses pembelajaran, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik.
  • Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan yang seperti ini akan membantu murid untuk dapat menerapkan dan mempergunakan apa yang menjadi kekuatan dirinya dan memanfaatkan serta menerapkannya dalam berbagai konteks yang berbeda-beda.
  • Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan. Lingkungan yang seperti ini akan memberikan kesempatan bagi murid untuk melihat dirinya sebagai bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar di luar dirinya.
  • Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri. Lingkungan yang seperti ini akan menyediakan berbagai kegiatan belajar yang menarik, menantang, dan bermakna, di mana dalam prosesnya murid akan merasa senang hati dan menikmati setiap momen pembelajarannya.
  • Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. Lingkungan ini akan membantu murid untuk berani menerima tantangan, berjiwa besar, dan selalu bangkit lagi dan berusaha mencari solusi bila menemui kegagalan. Lingkungan ini akan memungkinkan murid untuk selalu mengambil pelajaran dari setiap kegagalan[1]kegagalan yang dijumpainya dan berusaha untuk menemukan cara-cara alternatif atau cara yang paling tepat.

Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid yakni, Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena: membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka. Membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya. Membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat. Membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di sekitarnya.

Dengan mendorong kepemimpinan murid akan memperbesar peluang kita untuk memberikan kesempatan bagi murid-murid kita untuk belajar tentang berbagai keterampilan-keterampilan penting, yang dapat digunakan lintas disiplin, dan akan berguna bagi kehidupannya kelak. Keterampilan-keterampilan yang akan membantu mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mendorong kepemimpinan murid juga akan menumbuhkan efikasi diri yang kuat, sehingga diharapkan mereka akan percaya diri dan mampu membuat perubahan positif bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan di sekitarnya. Mereka akan dapat tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Dari materi yang telah saya pelajari tersebut, menurut saya penting bagi kita untuk dapat merancang mengenai program-program disekolah yang memang memenuhi kebutuhan bersuara, pilihan dan kepemilikan murid. Melatih dan mengembangkan kepemimpinan murid sesuai dengan lingkungan yang akan kita kembangkan pada murid kita. Sehingga program-program yang disusun akan terlaksana dengan rasa tanggung jawab. saya berharap dengan memperbanyak pengetahuan mengani materi dalam modul ini, kita dapat memberdayakan kepemimpinan murid dengan maksimal, mempersiapkan mereka sesuai dengan apa yang termaktub dalam tujuan profil pelajar pancasila.

Terima kasih untuk materi yang telah saya terima didalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 ini, sangat bermanfaat dan membuat perubahan positif didiri saya khususnya dan bagi lingkungan sekolah saya umumnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun