Mohon tunggu...
Herma Yulia
Herma Yulia Mohon Tunggu... Guru - SMPN 1 OKU

Guru yang suka mengembangkan kompetensi dan mengikuti kodrat zaman anak-anak didik saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

26 April 2023   16:16 Diperbarui: 26 April 2023   16:33 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi_canva

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Dengan terus mengasah kemampuan menyelesaikan permasalahan maka kita akan terbiasa memilah bagaimana menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana sesuai dengan prinsip dan paradigma pengambilan keputusan yang merunut pada langkah-langkah pengujian keputusan.

Pada kegiatan Demsonstrasi Kontekstual kami ditugaskan untuk mewawancarai narasumber yang merupakan pemimpin disekolah, untuk menggali bagaimana mereka melakukan praktik pengambilan keputusan dalam menjalankan sekolah dalam kepemimpinan mereka.

Saya mewawancarai 2 orang nara sumber, Kepala SMPN 1 OkU Bapak syaihon, S.Pd,MM selaku kepala sekolah dimana saya bertugas dan narasumber selanjutnya adalah Kepala SMPN 33 OKU Bapak Adolf Bastian, M.Pd. Secara garis besar pengambilan keputusan yang mereka ambil telah merujuk pada kepentingan bersama yang merupakan keputusan yang tidak merugikan salah satu pihak lainnya. Disini saya banyak menambahkan banyak masukan bagaimana pengambilan keputusan dalam dunia nyata yang telah mereka alami. 

Nantinya akan banyak ditemukan pertentangan bahkan ada pihak ketiga yang akan ikut campur, namun sebijaksana kita dapat menemukan win win solution atas permasalahan tersebut. Masalah yang ditemukan harus segera diselesaikan agar tidak menimbulkan masalah baru, namun apabila masalah tersebut perlu pelikiran yang matang, maka kita harus menentukan benar-benar keputusan apa yang akan kita ambil. 

Dalam menentukan keputusan, kita dapat menerima masukan dari orang-orang terdekat, mendengarkan apa masukan mereka, juga perlu kordinasi dengan dinas terkait apabila permasalahan tersebut cukup rumit. Dari sini saya mendapatkan gambaran bagaimana selanjutnya akan terjadi pada nantinya apabila kita menjadi seoarang pemimpin dalam menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana.

Hal ini berguna sekali bagi seorang guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran disekolah, menentukan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan universal yang mementingkan kepentingan semua dan berpihak pada murid. Dikelas kita mampu menyelesaikan dan memutuskan permasalahan atas apa yang terjadi begitupun dengan rekan sejawat, dengan tehnik coaching yang telah dipelajari pada modul sebelumnya dapat menjadikan kita memahami keputusan yang bagaimana yang sesuai dengan keadaan dilema yang kita hadapi.

Saya berharap dengan pemahaman yang saya punyai sekarang dapat membantu saya dikeseharian saya disekolah agar dapat lebih memahami kebutuhan murid saya, apa yang menjadi permasalahan dan memutuskan apa yang terbaik dilakukan.

Begitupun dengan teman sejawat, selaku guru penggerak dapat peka dengan permasalahan yang ada, membantu dengan tehnik coaching atas permasalahan yang ada, membimbing menemukan solusi untuk permasalahannya dan jika nantinya ditakdirkan untuk menjadi pemimpin sekolah, maka bekal ilmu yang didapatkan dapat menjadi referensi tersendiri dalam menyelesaikan kasus-kasus dilema etika yang terjadi dilingkungan sekolah. Menyelesaikan dengan ilmu bukan dengan kearoganan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun