Mohon tunggu...
Herma Yulia
Herma Yulia Mohon Tunggu... Guru - SMPN 1 OKU

Guru yang ingin mengembangkan kompetensi dan mengikuti perkembangan kodrat zaman anak-anak didik saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi_Modul 1.3

3 Desember 2022   11:44 Diperbarui: 9 Desember 2022   16:10 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah setengah perjalanan dilalui di Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7 ini. Pada modul 1.3 tentang visi guru penggerak membahas mengenai pemahaman pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan dan memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif.

Kali ini saya akan memenuhi tugas 1.3.1.8 Koneksi Antar Materi Modul 1.3, tahapan per modul telah dilalui dengan banyak sekali penambahan wawasan bagi saya pribadi.

Disini kita diajak untuk membuat impian tentang visi yang akan kita wujudkan, tentu saja visi yang berpihak pada anak. Tentang lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang kita impikan dimasa depannya. Hal ini dilakukan untuk mengeksplorasi pemikiran kita untuk memahami manajemen perubahan dengan pola fikir positif.

Untuk mewujudkan visi impian yang kita inginkan, perlu kita lakukan beberapa langkah-langkah perubahan dengan pola fikir positif tadi. Pendekatan untuk melakukan langkah-langkah perubahan tadi dilakukan dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA).

koleksi pribadi-canva
koleksi pribadi-canva

Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005). Pendekatan ini merupakan pendekatan berfikir yang menggali semua kekuatan-kekuatan yang ada didalam manajemen sekolah. Aset yang dimiliki sekolah berupa guru, anak, sarana prasarana dan lingkungan dapat kita cari kekuatan-kekuatannya sehingga kita sebagai guru penggerak dapat berkolaborasi menyelaraskan kekuatan-kekuatan tersebut menjadi suatu power yang hebat.

Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Budaya sekolah berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga sekolah. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia untuk terus berinovasi dan terbuka terhadap perubahan zaman. Perlu menyusun budaya positif yang dapat kita jadikan sebagai pembiasaan. Yang pada akhirnya tujuan pembiasaan ini akan membentuk karakter baik semua warga sekolah.

Untuk mewujudkan hal ini seorang pemimpin membutuhkan partisipasi dari semua warga sekolah. Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, kita hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di dalam lingkaran pengaruh kita untuk menjalani proses perubahan ini bersama-sama. Kita bukanlah penyedia semua jawaban dan jalan keluar bagi sekolah,kita adalah penyelaras konteks dan pembangun koherensi perubahan. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah impian. Kita perlu mendalami peran strategis rekan guru dan segenap komunitas orang dewasa di sekitar murid demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid. Kita tidak mungkin dapat menjangkau semua murid sendiri. Kita perlo berkolaborasi dengan semua aset disekolah, bersama-sama memikirkan dan mewujudkan visi yang relevan dengan keterampilan abad 21.

Diperlukan seorang penggerak yang dapat memimpin pembelajaran, kita sebagai guru penggerak dapat menggerakkan untuk melakukan perubahan positif dan menyelaraskan semua kekuatan semua aset sekolah agar tercipta perubahan yang signifikan. Menurut Drucker, kepemimpinan dan manajemen adalah keabadian. Oleh sebab itu, seorang pemimpin bertugas menyelaraskan kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi tidak menjadi penghalang, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan.

Berdasarkan pendekatan Inkuiri Apresiatif, kita dapat menyusun visi impian dengan menggunakan langkah tahapan dalam IA yang di dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi)

koleksi pribadi_canva
koleksi pribadi_canva

BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider ke dalam langkah 4D Discover-Dream-Design-Deliver (Cooperrider & Whitney, 2005) yang kemudian dalam praktik-praktik selanjutnya tahapan Discover dipecah menjadi Define dan Discover (Cooperrider et.al, 2008). Inilah kemudian yang menjadi langkah-langkah yang perlu kita ikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang kita impikan berdasarkan tahapan BAGJA. Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, kita merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada tahapan ini, kita mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada tahapan ini, kita dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design). Di tahapan ini, kita dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, kita memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan kita ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.

Dengan mengikuti tahapan-tahapan BAGJA kita dapat mengoptimalisasi visi yang akan kita tetapkan, sehingga nantinya akan terwujud visi yang sesuai dengan tuntunan profil pelajar Pancasila yang relevan dengan keterampilan abad 21.

koleksi pribadi _ canva
koleksi pribadi _ canva

Pada modul 1.3 kita diajak untuk memahami visi guru penggerak, bila kita kaitkan pada modul 1.1 tentang filosofi pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara. Visi yang akan diwujudkan oleh seorang guru penggerak harus mengacu pada filosofi pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran yang "among" menuntun siswa, pembelajaran yang berorientasi dan berhamba pada anak. Visi dan tujuan yang hendak diwujudkan adalah visi yang menghasilkan produk (anak) yang sesuai dengan tuntunan profil pelajar Pancasila. Tentu saja visi yang kita akan tentukan yang memperhatikan kodrat yang dimiliki oleh anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya yang berasas pada TRIKON, kontinyu, konvergen dan konsentris.

Demikian juga jika kita kaitkan modul 1.3 dengan modul 1.2 yang berkenaan dengan nilai dan peran guru penggerak. Visi impian yang akan kita tetapkan juga harus selaras dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkannya. Dalam menjalan kan visi itulah kita dituntut untuk aktif berperan sebagai pemimpin pembelajaran, sebagai coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi.

Jika semua peran dapat kita perankan dengan maksimal maka visi yang kita tetapkan akan berjalan sesuai dengan harapan yang kita inginkan.

Berdasarkan dari apa yang telah dipelajari, saya mencoba untuk merumuskan visi yang terkait dengan hal diatas.

Visi yang secara umum saya harapkan dapat membuat perubahan dan pembiasaan baik disekolah saya. Mewujudkan anak yang berkarakter mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan relevan dengan keterampilan abad 21. Visi ini akan mudah terwujud apabila kita mampu saling berkolaborasi menghimpun kekuatan yang beragam dengan dukungan semua pemangku pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun