Mohon tunggu...
Hermawan W Saputra
Hermawan W Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Lampung dengan berbekal niat yang tulus. sedang menyelesaikan kuliah di Program Studi Teknologi Pangan Pada Politeknik Negeri Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mau Makan, Lampung Jagonya!

17 Oktober 2010   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:22 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Untuk urusan yang satu ini, masyarakat lampung memang jagonya. Selera yang menggebu-gebu tampak sekali ketika anda melewati sepanjang jalan di kawasan lampung. Khususnya di Bandar lampung tampak banyak sekali kedai-kedai dikerumuni oleh penikmat kuliner. Mereka sangat lahap menikmati setiap bagian dari mangkuk atau tempat penyajian. Mulai tenda-tenda sampai gerai di gedung yang tampak mewah. Sungguh daya pikat kuliner di lampung sangatlah tinggi. Tak bisa dipungkiri keberagaman kuliner yang ditawarkan menjadi daya tarik terhadap banyak aspek. Terutama hal ekonomi dan social. Inilah yang sisi baik sekaligus menjadi peluang untuk menumbuh kembangkan provinsi tercinta, Lampung. Secara ekonomi keberagaman kuliner mampu mendorong pencapaian taraf hidup masayarakat sekitar dan secara sosial bahwa kuliner di lampung mampu menarik minat konsumtif masyarakat sehingga terjadinya langkah kemajuan wawasan dan terutama dalam hal kesehatan.

Dari beragamnya kuliner yang ditawarkan, ada satu hal yang harus di perhatikan yakni minat masyarakat lampung pada umumnya baik suku asli maupun pendatang yang mayoritas dari pulau jawa untuk menumbuh kembangkan citra makanan khas dari Lampung. Salah satunya seruit . Mengapa seruit tidak banyak di dengar oleh masyarakat lampung terutama pendatang, padahal semua orang yang berdomisili di lampung memiliki kewajiban yang sama untuk memajukan Lampung. Justru kepopuleranya masih cukup jauh dibandingkan dengan misalnya sate madura, rendang padang, nasi rawon, ketoprak, keripik, bakso malang, dan sederet kuliner yang banyak dijajakan dilampung. Sangat miris sungguh..

Sebetulnya kepopuleran makanan khas Lampung dapat ditumbuh kembangkan jika semua unsur masyarakat di lampung memahami betapa pentingnya mencintai produk daerah sendiri. Bagaimana jika di seantero lampung berdiri warung makan LAMPUNG, dan bukan restoran/warung makan padang yang banyak digilai masyarakat lampung. Ya.. karena brand Lampung belum tertanam di masyarakatnya sendiri, bagaimana orang lain mau mengakui kita?????

Memang penumbuh kembangan sebuah pencitraan sangatlah komplek. Semua aspek mempengaruhi itu, mulai karakter masyarakatnya hingga upaya kepemerintahan dalam meninggikan brand itu. Faktor keamanan sangatlah menentukan. Bagaimana turis lokal maupun asing mau berkunjung di lampung jika tak memberi rasa nyaman kepada mereka?. Padahal tumbuh dan berkembangnya suatu kuliner bergantung pada daya minat konsumen yang akan menikmati kuliner jajaanya. Hal yang menentukan lainya adalah daya dukung pemerintah maupun instansi lain dalam hal pembinaan dan permodalan UMKM yang banyak memberi kontribusi dalam perkembangan kuliner di lampung. BANGKITLAH KULINER di Bumi Ruwa Jurai!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun