Mohon tunggu...
Herman Y.N.L. Kumanireng
Herman Y.N.L. Kumanireng Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Environmentalist, pemerhati soial dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Buruh: Keadilan Sosial dan Ekonomi di Masa Depan

1 Mei 2024   10:21 Diperbarui: 1 Mei 2024   10:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/photos/hands creepy monochrome sculpture

Hari Buruh merupakan cerminan dari perjuangan panjang yang dilakukan oleh pekerja di seluruh dunia untuk mendapatkan hak-hak dasar, perlindungan, dan kondisi kerja yang layak. Lebih dari sekadar perayaan atau hari libur, Hari Buruh memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah gerakan buruh yang telah membentuk tatanan sosial dan ekonomi modern. 

Perjuangan pekerja untuk mendapatkan hak-hak mereka yang adil dan perlindungan yang layak dapat ditelusuri jauh ke masa lalu, tetapi momen penting dalam sejarah modern Hari Buruh dimulai pada abad ke-19, seiring dengan munculnya Revolusi Industri di Eropa dan Amerika Serikat. Revolusi Industri membawa perubahan besar dalam struktur sosial dan ekonomi, mengubah kehidupan orang-orang dari berbasis agraris menjadi berbasis industri. Pekerjaan yang dulunya dilakukan secara mandiri di rumah-rumah menjadi terpusat di pabrik-pabrik besar, di mana kondisi kerja seringkali keras dan tidak manusiawi.

Salah satu momen paling penting dalam sejarah Hari Buruh adalah Insiden Haymarket pada 4 Mei 1886, di Chicago, Amerika Serikat. Pada hari itu, para pekerja yang memprotes kondisi kerja yang buruk, termasuk tuntutan untuk jam kerja delapan jam sehari, bentrok dengan polisi. Kericuhan tersebut mencapai puncaknya ketika bom meledak di antara kerumunan, menyebabkan kematian beberapa orang, termasuk polisi. Insiden tersebut memicu pengadilan massal terhadap para pemimpin gerakan buruh, yang dikenal sebagai "Pengadilan Haymarket", dan lima orang pemimpin gerakan buruh dijatuhi hukuman mati.

Meskipun Insiden Haymarket sendiri merupakan tragedi, peristiwa tersebut memberikan dorongan bagi gerakan buruh di seluruh dunia. Pada Kongres Sedunia Kelima dari Federasi Serikat Buruh dan Kongres Buruh Industri yang diadakan di Paris pada 1889, diputuskan untuk memperingati Insiden Haymarket dengan mengadakan unjuk rasa dan mogok kerja pada tanggal 1 Mei 1890. Keputusan tersebut menjadi awal dari perayaan Hari Buruh Internasional, yang sejak itu diadakan setiap tahun di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Sejak awal abad ke-20, gerakan buruh terus berkembang dan mengalami transformasi di banyak negara. Salah satu momen paling bersejarah adalah pembentukan serikat-serikat buruh yang kuat dan pengesahan undang-undang perlindungan pekerja. Di Amerika Serikat, upaya-upaya seperti Gerakan Buruh Besi dan Batu Bara serta Gerakan Buruh Serikat Industri Terpadu (IWW) berjuang untuk hak-hak pekerja dan kondisi kerja yang lebih baik. Pada 1938, Presiden Franklin D. Roosevelt menandatangani Undang-Undang Standar Upah Minimum Nasional, yang menetapkan upah minimum federal untuk pekerja.

Di sisi lain Atlantik, di Eropa, terutama di Inggris dan Prancis, gerakan serikat buruh juga menjadi semakin kuat. Serikat-serikat buruh seperti Trades Union Congress (TUC) di Inggris berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak pekerja. Di Jerman, munculnya Partai Sosialis dan gerakan serikat buruh membawa perubahan besar dalam kondisi kerja dan kehidupan pekerja. Pada periode antarperang, banyak negara di Eropa mengesahkan undang-undang perlindungan pekerja yang meliputi hak untuk cuti, jaminan sosial, dan jam kerja yang terbatas.

Dalam dekade terakhir, Hari Buruh terus memainkan peran penting dalam kesadaran masyarakat terhadap isu-isu pekerjaan dan ketidaksetaraan ekonomi. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam hal hak-hak pekerja, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh pekerja di seluruh dunia. Di negara-negara berkembang, banyak pekerja masih bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi, seringkali tanpa upah yang layak atau jaminan sosial.

Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, masalah ketidaksetaraan ekonomi semakin memperburuk kondisi pekerja. Meskipun upah minimum federal ada, masih banyak pekerja yang hidup dalam kemiskinan yang bekerja dengan upah minimum. Di samping itu, fenomena seperti pekerjaan kontrak dan gig economy juga menimbulkan ketidakpastian pekerjaan dan kurangnya perlindungan sosial bagi pekerja.

Di Indonesia, peringatan Hari Buruh menjadi momen penting untuk mengingatkan akan perjuangan buruh dalam memperjuangkan hak-haknya. Sejarah pergerakan buruh di Indonesia ditandai dengan berbagai perjuangan, mulai dari zaman kolonial Belanda hingga era reformasi. Pada masa Orde Baru, keberadaan serikat buruh dibatasi dan dikendalikan oleh pemerintah, namun sejak reformasi, gerakan buruh semakin berkembang dengan lebih bebas dan aktif.

Buruh di Indonesia masih mendapat upah rendah, tidak sebanding dengan biaya hidup yang semakin meningkat. Selain itu, program-program kesejahteraan bagi buruh, seperti jaminan sosial, masih belum merata dan optimal. Beberapa sektor industri masih memiliki kondisi kerja yang tidak aman dan tidak manusiawi, termasuk kurangnya perlindungan terhadap buruh terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Dari sisi perlindungan hukum bagi buruh seringkali masih lemah, terutama bagi buruh di sektor informal yang rentan terhadap eksploitasi dan penindasan. Meskipun telah ada undang-undang yang mengatur hak-hak buruh, implementasinya masih belum optimal di lapangan. Hak-hak seperti hak untuk berorganisasi, berunding, dan mogok kerja seringkali tidak dihormati oleh pihak pengusaha.

Peringatan Hari Buruh di Indonesia seperti hari ini sering kali diwarnai dengan aksi demonstrasi dan unjuk rasa yang bertujuan untuk mengadvokasi hak-hak buruh dan menyoroti persoalan-persoalan yang masih dihadapi oleh mereka. Ini menjadi momentum penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh pekerja di Indonesia

Relevansi Hari Buruh Hari Ini

Dalam era globalisasi dan teknologi informasi, perjuangan untuk hak-hak pekerja tetap relevan. Perubahan-perubahan dalam dunia kerja, seperti otomatisasi dan digitalisasi, memunculkan tantangan baru bagi pekerja dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi dan keamanan kerja. Di samping itu, isu-isu seperti kesenjangan pendapatan, ketidaksetaraan gender di tempat kerja, dan hak-hak imigran juga menjadi fokus perhatian gerakan buruh modern.

Hari Buruh adalah momen penting untuk merayakan pencapaian-pencapaian gerakan buruh di masa lalu dan menegaskan komitmen kita terhadap hak-hak pekerja di masa depan. Melalui unjuk rasa, aksi solidaritas, dan advokasi politik, pekerja di seluruh dunia terus berjuang untuk kondisi kerja yang lebih adil, upah yang layak, dan perlindungan sosial yang lebih baik. Dalam menghadapi tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi, solidaritas antar pekerja menjadi perhatian gerakan buruh modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun