Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teledor....

11 Januari 2024   13:05 Diperbarui: 11 Januari 2024   13:31 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidphotosaku-mohon-pengampunan-anda-permisi-1536927

httpspixabay.comidphotoskaca-susu-menuangkan-penuangan-1587258
httpspixabay.comidphotoskaca-susu-menuangkan-penuangan-1587258

Apakah ini termasuk kategori seperti yang pepatah katakan, air susu dibalas air tuba? Entahlah. Tetapi apa yang kawan penulis lakukan di kemudian hari adalah suatu hal yang ditampilkan dalam koridor kesabaran. Karena setelah satu dua kali dilakukan pembicaraan dengan anak-anak muda tadi, tidak pernah lagi kawan penulis ini menagih-nagih layaknya pengemis atau menteror layaknya debt collector pinjaman online atau leasing.

Mencoba melihat dari sudut pandang iman kepada Sang Khalik, dimana letak keteledoran ini, yang tanpa basa basi menimbulkan sebuah akibat yang tidak diprediksi. Minimal hubungan kedua belah pihak menjadi retak. Bahkan untuk bisa saling bertukar sapa saat bertatap muka menjadikan sebuah kecanggungan. Karena tidak menutup kemungkinan juga dari pihak anak-anak muda timbul kejengkelan dan dendam karena harus menanggung hutang yang tidak dinikmati. Sebuah perjuangan tanpa batas untuk bisa mencapai kedamaian seperti yang Tuhan inginkan.

httpspixabay.comidphotosaku-mohon-pengampunan-anda-permisi-1536927
httpspixabay.comidphotosaku-mohon-pengampunan-anda-permisi-1536927

Dan seperti yang tertera, bukan dalam kalimat pepatah yang biasa dipelajari di sekolah dulu. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan akhirnya. mobil penulispun kembali basah terkena tempiasan hujan yang turun cukup lebat pagi ini. Dan penulis menjadi termangu. Begitu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun