Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuatir....

3 Januari 2024   12:25 Diperbarui: 3 Januari 2024   12:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpswww.pexels.comid-idfotososok-pria-berjubah-hijau-berdiri-di-depan-bus-mainan-kuning-53604

Peristiwa tadi pagi yang ada di depan mata, sepertinya mengingatkan kembali penulis akan sebuah nasehat bijak. Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya ? Benar juga. Apakah dengan menumpuk rasa kuatir hari lepas hari bisa memperpanjang usia. Jangan-jangan malah bisa timbul berbagai macam penyakit. Darah tinggi, jantung, kolesterol hingga stroke dan lainnya.

Sejenak jadi teringat ketika penulis memasuki awal pensiun. Timbul rasa kuatir tentang masa depan kami setelah pensiun. Dari hasil uang pensiun apakah bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga setiap bulan. Timbul juga rasa kuatir tentang masa depan anak-anak yang mulai membangun rumah tangga. Apakah ke depannya mereka masih memperhatikan kami. Rasanya kalau dipikir-dipikir ini sebuah kekuatiran dan ketakutan yang sebetulnya tidak cukup beralasan, bahkan berlebihan. Karena ini sebuah kekuatiran yang dikembangkan dari akal pikiran kita sendiri. Yang menjadi pertanyaan, apakah kekuatiran itu bisa mengubah segala sesuatunya ?

Tentu saja penulis bukan bermaksud menggurui. Tetapi senyatanya. Kembali ke dalam perspektif iman yang masing-masing kita pegang teguh kepada Yang Maha Kuasa. Ketika sudah mempercayakan hidup kita ke dalam iman percaya kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta, tetapi masih ada keraguan bahkan kekuatiran dalam menjalani hidup ini, itu sama saja artinya, kalau kita tidak memberikan hak otoritas kepada Sang Khalik yang memegang kendali atas hidup kita. Dengan bahasa sederhana, percaya sama Tuhan tapi koq masih kuatir menjalani hidup ini ? Benar ?

httpswww.pexels.comid-idfotoanak-laki-laki-berkemeja-hijau-crew-neck-melompat-dari-batu-hitam-di-pantai-939702
httpswww.pexels.comid-idfotoanak-laki-laki-berkemeja-hijau-crew-neck-melompat-dari-batu-hitam-di-pantai-939702

Memang rasa kuatir, galau, cemas, was-was bisa hinggap pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Karena itu serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-NYA, sebab Tuhan yang memelihara kamu. Jadi masihkah mau mengembangkan rasa kuatir secara berlebihan yang bisa menimbulkan rasa ketakutan dan depresi ? Begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun