Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepo....

22 Desember 2023   17:20 Diperbarui: 22 Desember 2023   17:21 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidphotosanak-anak-jendela-mengintip-ceria-6706964

Tiba-tiba sebuah pikiran melesat begitu saja dari penulis, ketika pagi tadi ada beberapa kejadian yang bersentuhan dengan tetangga kanan kiri dimana penulis tinggal. Bahkan sempat terpikir juga, apakah memang demikian bawaan sejak lahir kalau orang di negeri khatulistiwa ini kebanyakan punya tabiat kepo ?

Tidak habis pikir juga mengapa bisa terjadi hal-hal yang demikian di kalangan warga, bahkan mungkin juga tidak pandang usia. Dari yang masih berstatus remaja remaji sampai yang sudah melewati usia pensiun, seperti penulis ini. Ada saat-saat dimana seseorang bisa memunculkan sifat kepo nya, alias punya rasa ingin tahu yang berlebihan tentang suatu kepentingan atau urusan orang lain, yang seharusnya tidak perlu tergagap-gagap dan terkaget-kaget.

Bukan suatu kebetulan kejadian ini berlangsung tadi pagi. Dan ini membuat penulis jadi bisa menulis lagi, karena rencananya hari ini mau off dulu barang sehari untuk menulis. Beberapa waktu yang lalu, seorang kawan yang boleh dikatakan sungguh berada dari sisi perekonomiannya, tiba-tiba tanpa ada angin tanpa ada hujan, seperti judul lagu yang sempat nge hit, mendung tanpo udan, mendadak mau meminjamkan sebuah kendaraan berpenumpang tujuh orang kepada penulis.

Ihttpspixabay.comidphotosmobil-langit-cerah-jip-lanskap-1835246
Ihttpspixabay.comidphotosmobil-langit-cerah-jip-lanskap-1835246

Alasannya sederhana sekali. Kawan penulis ini tahu, anak dan menantu penulis bakal pulang mudik ke Semarang buat merayakan Natal bersama-sama. Sedang mobil penulis, hanyalah mobil yang sudah berusia lanjut dengan isi lima penumpang. Sepertinya sesuatu yang mustahil yang terjadi pada jaman seperti sekarang ini, dimana ego diri sendiri seringkali tanpa sadar di tempatkan pada deretan paling atas. Seperti tangga lagu-lagu di radio tiap minggu.

Ada perasaan ragu sebetulnya bagi penulis. Apakah ini tawaran yang tulus, atau ada sesuatu di baliknya ? Karena ini masa-masa pemilihan umum, dimana sesuatu bisa dijalankan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dicapainya. Tetapi ternyata kawan ini begitu tulus. Dan ini yang membuat membuat penulis menerima tawaran kawan ini.

Tadinya penulis berdua isteri sudah berencana untuk rental mobil saja, pada saat anak menantu datang ke Semarang. Dan itu sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Dan penulis tidak menduga sama sekali kalau kawan ini tiba-tiba saja melontarkan tawaran untuk meminjamkan mobil kepada penulis. Karena penulis juga tidak pernah cerita kepada siapapun akan rencana-rencana penulis ini. Apakah ini sebuah kepercayaan yang penulis terima ? Hanya Sang Khalik yang tahu.

httpspixabay.comidphotosbenang-merah-benang-katun-jarum-5548304
httpspixabay.comidphotosbenang-merah-benang-katun-jarum-5548304

Karena ketika kemudian penulis mencoba menarik benang merahnya, bisa saja semua orang bisa mengalaminya. Karena apa yang pernah tertulis. Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman. Rasanya menjadikan sebuah cermin yang pantas dilihat di setiap waktu. Apakah ini benar adanya.

Tetapi apa yang penulis dapat di hari kemarin, ketika kemudian mobil sudah terparkir manis di carport rumah penulis adalah sebuah pertanyaan yang menggelitik dari beberapa tetangga kiri dan kanan. Dengan mata yang penuh rasa ingin tahu dan penuh ke kepo an, sambil bertanya, mobil baru ya. Sempat penulis jawab tidak, sambil menunjuk mobil tua milik penulis yang sudah diungsikan di tetangga depan rumah, yang kebetulan belum dihuni pemilik barunya, dengan minta ijin sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun