Dengan kata lain, secara kontekstual, arti sebuah raport dengan ujung naik naik kelas, dapat dilihat secara kasat mata sebagai sebuah pertumbuhan dan sampai sejauh mana kedewasaan rohani yang yang diperolehnya melewati cobaan-cobaan hidup. Meskipun bisa jadi saat menghadapinya akan bergitu sulit. Namun tentu saja Sang Khalik akan mengajarkan bagaimana cara melalui proses kehidupan itu untuk menjadi lebih kuat dan matang. Bahkan menjadi pemenang bukan pecundang.
Menjadikan ingatan seperti di refresh. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun,
Tidak berlebihan rasanya kalau hidup ini seharusnya dijalani dengan koridor keimanan kepada Tuhan Sang Pencipta dengan iman dan logika yang benar. Tidak perlu terjadi peristiwa semacam ini terulang. Seorang ayah yang tega membanting anaknya hingga tewas, hanya karena anaknya yang sedang naik sepeda menyerempet teman mainnya di sebuah gang dekat tempat tinggalnya. Dimana rasa kasihnya ? Dimana imannya ? Dimana logikanya ? Tidakah sadar karena sebetulnya semua itu adalah ujian dan pencobaan dalam perjalanan hidupnya. Jadi mestikah harus tinggal kelas ? Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H